BAB 4

8.1K 360 7
                                    

Hari ini giliran group B1 mendapatkan jatah libur. Zia sudah berjanji kepada mba Tiara kakak kandungnya untuk pulang kerumah menemuinya. Sebenarnya Zia sangat benci untuk masuk kedalam rumah yang seperti neraka itu. Namun karena ini adalah permintaan dari kakaknya, mau tak mau Zia pun pulang mengunjungi kakak kandungnya. Zia yang baru selesai mandi mendengar ponselnya bergetar. Zia mengambil ponsel yang sedang ia charge di dekat tempat tidurnya. Itu adalah panggilan telepon dari Tiara kakak kandungnya.

"Halo" ucap Zia saat mengangkat telepon dari kakaknya

"Halo Zi, jadi pulang kerumah kan?" tanya mba Tiara, kakak kandungnya

"iya jadi. Ini Zia lagi siap-siap mba. Mau dibawain makanan apa?" tanya Zia

"gak usah nanti kita makan diluar aja berdua" jawab mba Tiara

"yaudah oke. Zia siap-siap dulu ya mba" ucap Zia

"oke. Hati-hati nanti berangkatnya ya" ucap mba Tiara yang kemudian menutup teleponnya

Zia membuka lemari pakaiannya dan mengambil pakaian sederhana miliknya. Zia hanya menggunakan celana jeans dan blouse merah muda. Zia kemudian mengeluarkan motor dari dalam rumah kontrakan miliknya. Ria yang tinggal tak jauh dari rumah kontrakan milik Zia datang menghampiri Zia.

"mau kemana Zi?" tanya Ria yang melihat Zia sedang memasukkan ponselnya kedalam tas

"kerumah ayah" jawab Zia

"tumben" ucap Ria

"iya mba Tiara yang nyuruh pulang" ucap Zia

"ada apa mba Tiara nyuruh lo pulang?" tanya Ria

"gak ada apa-apa Ri, cuma temu kangen aja" jawab Zia

"semoga ibu tiri lo gak cari masalah sama lo" ucap Ria sambil menepuk punggung Zia. Zia hanya membalasnya dengan senyuman dan Zia kemudian berangkat menuju rumah ayahnya yang berada di kota Depok.

Ria adalah satu-satunya teman Zia di lingkungan kerja yang tahu cerita kehidupan Zia. Walaupun Zia dan Ria baru bertemu dua tahun lalu saat sama-sama melamar pekerjaan sebagai caddy tapi karena waktu yang sering mereka habiskan bersama membuat Zia dan Ria saling terbuka. Awalnya Zia tak ingin teman dalam lingkungan kerjanya tahu cerita pahitnya, tapi karena Ria membuka dirinya terlebih dahulu dan menceritakan semua tentang dirinya, Zia yang juga ditanya bagaimana cerita kehidupannya oleh Ria pun akhirnya menceritakan bagaimana kehidupannya pada Ria.

Satu jam kemudian Zia tiba didepan rumah ayahnya. Ini adalah hari Kamis, jadi ayahnya bekerja seperti biasanya dan tak ada dirumah. Mba Tiara kakaknya mengatakan padanya bahwa dirumah hanya ada mba Tiara dan ibu tirinya. Makanya mba Tiara menghubungi Zia agar Zia bisa menemaninya.

"Assalamu'alaikum" Zia membuka gerbang rumahnya yang sederhana

"wa'alaikumsalam" jawab ibu tirinya ketus yang sedang duduk di teras rumah

Zia kemudian mengambil tangan kanan ibu tirinya dan mencium punggung tangannya. Walaupun Zia tersiksa dengan keberadaan ibu tirinya dalam kehidupannya, Zia selalu berusaha untuk tetap santun pada ibu tirinya karena bagaimanapun keadaannya Zia tetap sadar bahwa perempuan itu adalah istri dari ayahnya.

"udah banyak duit kirain udah lupa sama keluarga sendiri" ucap ibu tirinya dengan ketus

"gak lupa ko bu" jawab Zia yang kemudian berjalan masuk kedalam rumah dan menuju kamar kakaknya

Zia mengetuk pintu kamar kakaknya seraya memanggil kakaknya. Tak lama kemudian mba Tiara kakaknya membukakan pintu kamar dan menyambut Zia dengan sebuah pelukan hangat. Mba Tiara kemudian mempersilahkan adiknya masuk dan duduk dikasurnya.

Caddy, I Love You [Completed]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें