ツ|Axelleon Kastileo

379K 40.1K 11.5K
                                    

sᴇʟᴀᴍᴀᴛ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ
ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ
ᴠᴏᴛᴇ , ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛ , ғᴏʟʟᴏᴡ

BAGI PEMBACA LAMA:
Harap jangan spoiler ya sayang-sayangku (・'з'・) nanti dicium sama manusia darat loh

Axelleon Kastileo. Laki-laki berumur 17 tahun dengan tinggi 182 cm itu tengah tidur.

Itu yang orang kira.

Padahal sebenarnya Axel sedang olahraga. Olahraga jantung.

"Adik tampan... Ikut kakak, ya?"

Gue umur 17 tahun dan gue gak bakal mau ikut cewek penuh belatung kayak lo, hiks...

"Kamu sungguhlah murid yang berprestasi... Bapak bangga punya murid sepertimu."

Hiks... Makasih pak, tapi saya enggak mau dipuji sama guru yang kepalanya hancur...

"Kakak mau enggak main lari-larian sama aku?"

No! No!!!! Gimana juga mau main lari-larian? Kaki lo itu enggak ada! Tidak ada! Hiks...

"Hihihihi... Adik mau 'kan? Nikah sama saya..."

ENGGAK!!! OGAH BANGET NIKAH SAMA MAKHLUK YANG NEMBUS!!!

Yap, Axel bisa melihat hantu, sebut saja indigo. Masalahnya di sini, Axel itu penakut.

Sudah berbagai cara ia lakukan untuk menutup mata batinnya, tapi gagal. Tidak ada yang berhasil.

Wajah Axel terlihat pucat, keringat dingin sudah membanjiri wajahnya, tapi tak ada yang sadar karena Axel bersembunyi di antara tangannya yang menyilang di meja.

Semua murid fokus mendengarkan penjelasan guru, tapi tidak dengan Axel. Axel terlihat tidur dan itu sudah biasa ia lakukan di kelas, meski sebenarnya Axel tidak benar-benar tidur.

Guru-guru juga tidak mempermasalahkan kebiasaan buruk Axel karena semua nilai ujian dan praktek Axel selalu bagus, bahkan Axel selalu masuk tiga besar di angkatannya.

Ditambah lagi, Axel berasal dari keluarga Kastileo, keluarga yang menjabat sebagai salah satu donatur SMA Landon Hills.

"Ax, ayo bolos," bisik siswa yang duduk di samping Axel, Ghevan Naaska, sahabat Axel dari jaman popok dan dot.

Axel tak bergeming membuat Ghevan terpaksa menepuk pundak Axel, "Axel?"

Ghevan mengangkat paksa kepala Axel dan matanya langsung membulat.

"Lo udah akting sakit? Gak bilang dari tadi!" Ghevan tersenyum dan dengan semangat mengangkat sebelah tangannya, "Ibu!"

Bu Mella yang mengajar menoleh ke arah Ghevan, "Iya, apa ada pertanyaan?"

"Axel sakit, Bu! Saya antar ke klinik ya!" seru Ghevan, raut wajahnya khawatir, tapi cuman akting.

Bu Mella berjalan ke sudut kelas, tempat Axel dan Ghevan duduk, di sana ia pun melihat wajah Axel yang sudah pucat, "Astaga, kenapa tidak bilang dari tadi kalau sakit? Ya udah, sana antar Axel ke klinik!"

Indigo Tapi Penakut | ENDWhere stories live. Discover now