E

72 7 2
                                    

Perempuan itu mengamati dengan jelas Outlet didepan Mata nya.

Cukup besar dan ramai. Semoga saja mereka menerima pekerja paruh waktu seusia Irin. Semoga.

Irin melangkah dengan senyuman menghiasi Bibirnya, untung saja ini hari Minggu, jadi ia punya banyak waktu luang.

Ini Outlet ke 3 yang ia datangi siang ini, sangat panas, mengharuskan Irin reapply Sunscreen. Huh, jadi ini yang dibilang orang 'cari kerja itu susah!' bagi sebagian orang.

"Permisi Kak?" Irin masuk sambil berlari kecil.

Pegawai yang sedang menyiapkan Pesanan itu melihat Irin dengan seksama.

"Ada apa ya?" kata pegawai yang rambutnya bewarna Coklat, sama seperti Irin.

Irin tersenyum tipis, "Saya lagi cari kerja paruh waktu nih, kira-kira disini bisa gak ya Kak?"

"Terimakasih," kata pelayan itu pada pelanggan yang tadi mengantri itu.

Lalu perhatiannya teralih lagi pada Irin.

"Wah, kalau itu sih saya kurang tau ya. Kalau kamu mau tau coba besok temuin pemiliknya, soalnya dia jarang disini kalau hari Minggu." Balas nya dengan ramah.

"Oh begitu ya Kak, kalau begitu saya pergi dulu, besok--"

"Hadeh, masih SMA udah kerja. Ngeribetin aja," kata lelaki yang sedang membersihkan Meja itu.

Irin terdiam sambil menatap pegawai Perempuan tadi.

"Saya besok kesini lagi ya, Kak. Makasih sudah ramah sama saya, Kak. Saya permisi," kata Irin lebih ramah, seperti biasa, diiringi berlari kecil jika Irin terlalu antusias atau tak nyaman.

"Gue masih bingung, kok ada cowok mulut nya kayak lo," kata Bian dengan mengotak-atik mesin kasir.

Gofar yang merasa Bian berbicara padanya hanya menatap sinis perempuan itu.

Irin mengusap rintik keringat didahi nya, hanya ini Outlet ini lah harapan terakhirnya untuk mendapat pekerjaan.

Dengan masih tersenyum senang, Irin membuka Handphone lalu mengabari orang-orang terdekatnya.

Termasuk Kairo.

Karena katanya Kai mau menjemputnya, Irin segera duduk pada Bangku yang tersedia didepan Indomart itu.

Dipikir-pikir, ini adalah hari terlelah dalam hidupnya, ah sepanjang hidupnya.

Dulu Irin tak pernah panas-panasan seperti ini, dulu Irin tak perlu repot-repot mencari pekerjaan, dulu Irin tidak pernah selelah ini.

Tapi ini sudah kenyataan nya, ini harus dilewatinya.

Semoga ia cukup kuat untuk menahan ini semua.

Irin tersenyum lebar kala Kai sudah datang, tunggu. Kenapa lelaki itu jalan kaki?!

Irin menatap tajam Kai, jangan bilang ia berdua harus jalan untuk pulang? Apa lelaki itu tak mengerti kalau sekarang kaki Irin akan segera copot?

"Kok jalan kaki sih?" sinis Irin kala Kai sudah berada disampingnya.

Kai tersenyum seringan awan, "Kita naik Taxi ya?"

Tangan Irin segera digenggam oleh Kai, takut perempuan itu hilang.

"Kok diem aja sih? Capek ya?" ujar Kai sambil mengelap keringat di dahi Irin dengan pelan.

Irin mengangguk, "Banget. Kira aku tadi kamu mau jemput aku naik kaki, bisa-bisa Kaki aku copot beneran,"

Kai terkekeh ringan, "Lagian tadi Indomart tempat kamu nunggu kan, deket sama Bengkel, jadi yaaa aku jalan aja,"

Hai, Ganteng!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang