M

136 15 0
                                    

Pagi dihari Rabu ini mendung. Mendung sekali.

Perempuan yang sedang menunggu Angkutan Umum di Halte yang sudah tak terpakai itu menggosok gosok  lengannya. Merasa kedinginan.

Untung saja ia memakai Hoodie lagi untuk mencegahnya dari kedinginan.

Ia suka hujan.

Kaki nya gatal ingin bermain dibawah air hujan itu.

Tapi ia kembali murung kala mengingat dirinya harus sekolah.

10 menit sudah berlalu, Angkutan tak kunjung datang. Hujannya makin deras, tubuhnya makin menggigil kedinginan.

Ia memasukan tangannya kedalam kantong Hoodie bewarna Matcha itu.

Ia melirik jam yang terpakai ditangan sebelah tangan kanannya itu.

7:02.

Gerbang pasti sudah ditutup, dan hujan belum berhenti. Seandainya ia harus kesekolah dengan hujan hujanan, pasti didalam kelas bajunya basah basahan. No, not a bit ia membiarkan dirinya kebasahan saat memakai seragam sekolah.

Ia tidak akan membiarkan Hoodie bewarna Matcha itu membasahinya sedikitpun. Itu Hoodie kesayangannya tauk.

Motor Vespa matic bewarna Biru laut itu berhenti didepannya.

Pengguna itu menggunakan Helm yang membuat Airlyn kesusahan mengenali siapa pria itu.

Lelaki itu membuka helm Bogo nya, tapi tak kunjung terbuka.

Ia mengisyaratkan kepada Irin untuk membukakan pengaitnya itu.

Irin yang mengerti segera membukakan pengait itu.

Lelaki itu dan Irin menatap satu sama lain.

"Ganteng banget.." Gumam Irin dengan nada yang kecil.

Kai tersenyum kecil, "Makasih loh,"

Irin memelototkan matanya sambil menutup mulutnya itu, ia ngomong apa sih?!

"Tadinya mau jemput, tapi dirumah gaada yang nyaut. Eh ada disini ternyata," Kai menjelaskan maksudnya.

Mereka memang sudah 1 kali pulang bareng, dan itu membuat Kai ketagihan.

mmg sdah bucin tu susah.

"Ngejemput siapa?"

"Lo,"

Irin hanya mengangguk paham, "Lagian kenapa ga chat dulu?"

"Mana punya, yaudah minta."

Irin mengeluarkan Hp miliknya dari tas yang masih tergantung dikedua pundaknya itu.

"Nih," kata Irin sambil menyodorkan sederet nomer.

"Mau lanjut kesekolah?" Tanya Kai sambil memasukan Handphone nya kedalam saku celananya yang basah itu.

Irin menatap langit yang semakin menggelap itu, padahal masih jam 7 lewat.

"Masih hujan tapi," kata Irin sambil membuat muka murung.

Irin tak tahu. Berdekatan dengan Kairo membuatnya merasa aman dan terlindungi. Berbeda dengan lelaki lain yang selalu membuatnya teringat akan masa kelam itu.

Entah, bersama Kairo seakan ia melupakan kisah kelam itu walau hanya sekejap.

"Mau hujan hujanan? Sambil naik motor?" Tawar Kairo dengan sudah memakai helm nya itu.

"Gapake helm gapapa?" Lanjut Kai.

Irin mengangguk dengan semangat, ini yang ia tunggu tunggu.

Ia menaik dengan semangat, dibarengi kekehan kecil itu.

Hai, Ganteng!Where stories live. Discover now