25. Terciduk 2

7 8 0
                                    


Happy Reading♡



~♥~



Sewaktu di jalan Vanesaa melihat kejadian yang membuatnya bersedih, rasa bersalahnya memuncak. Dia melihat kembali kecelakaan dimana seorang Wanita terserempet mobil. Vanessa pun langsung terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata pun, mukanya pucat pasi apalagi setelah melihat Wanita tersebut berlumuran darah.

Dalam hatinya Vanessa bergumam. 'Maafkan Aku Kak, Maafkan Aku Ayah, Aku bukan pembunuh Kak Tia kan?.'--tidak terasa Air mata mengalir di pipi putih Vanessa.

"Astaghfirullah ya Allah......"--Vanessa istighfar guna menenangkan dirinya sendiri. Dia pun bergegas meninggalkan tempat kejadian lalu berjalan menuju kampus. Sesampainya di kampus, dia berjalan menuju ruangan Leo.

Vanessa pun mengetuk pintu sebelun masuk, mengucapkan salam, lalu dia langsung duduk di sebelah Risa. Tanpa kata, dan tanpa ekspresi ceria.

Risa yang melihatnya begitu khawatir. "Key.....Key..."--Risa memanggil Vanessa pelan karena tidak bsrani dengan suara kencang sebab sedang berada di ruangan Dosen.

Vanessa masih terdiam dengan wajahnya yang pucat dan tidak merespon panggilan Risa. Dan Risa pun memanggil Vanessa lagi dengan sedikit menggoyangkan badan Vanessa. Dan Vanessa pun tersadar, lalu berkata. "Ehhh.....iya Ris kenapa..?."--Vanessa berkata bingung dan sedikit gelagapan.

"Kamu kenapa Key, Kamu sakit..?."--tanya Risa dengan wajah khawatirnya.

"Ga papa, Aku ga papa kok."--jawab Vanessa guna menenangkan Risa.

Leo yang memperhatikan Vanessa dari sebrang bergumam dalam hatinya. "Ada yang aneh dengan ni bocah."--Tanpa sadar Leo pun mengambil Handphonenya, dan mengirimkan pesan yang menanyakan keadaannya. "Ada apa dengan mu?. Apakah Kamu sakit?."

Handphone Vanessa bergetar, dia membukanya. Ada rasa terkejut dalam dirinya karena ada nomor yang tidak dikenalnya. Serta bertanya tentang keadaannya. 'Sebenarnya siapa dia?.'--kata Vanessa dalam hati. Tetapi dia mengabaikannya dan kembalo fokus pada yang dibicarakan dalam kelompoknya. Akhirnya diskusi pun selesai, Leo pun mengirim pesan lagi dan menanyakan hal yang sama seperti tadi.

Pada saat Vanessa hendak berdiri untuk keluar ruangan Vanessa pun melihat Handphonya dan membaca pesan yang masuk, dia bingung siapa orang itu. Akhirnya Vanessa pun mencoba menelpon nomor yang selalu memberinya pesan.

Tuuuuttt......tuuuuutt......tuuuutttt..

Vanessa pun tersadar ada suara handphone berbunyi, Vanessa mematikannya lalu Vanessa menelpon lagi handphone yang sering mengirim pesan berbunyi. Vanessa mematikannya lagi, sambil berbalik ke belakang dan menelponnya lagi. Rupanya hanphone Leo yang berbunyi lagi.

Dalam hati Leo berkata. 'Sial ketauan deh Gue!. Tapi ini pasti akan terjadi dan mengharusnkan Gue jujur sama dia.'

Vanessa pun kaget. 'Kenapa Dia?. Apakah Dia yang selama ini mengirim pesan ke Gue setiap malam.'--gumam Vanessa dalam hati.

"Ohhh jadi ini nomor Lo ya!. Tau dari mana Lo nomor Gue!?."--tanya Vanessa dengan nada kesal dan sedih yang masih berkecamuk dalam hatinya. Memang sih waktu itu Vanessa punya nomor Leo yekan tapi Vanessa ganti nomor lagi karna dia ga mau berurusan sama Leo lagi. Karna bagi Vanessa Leo udah bikin dia Kesal, udah dibaperin ehh malah di PHP in kan kesal jadinya. Ya jadi mereka loscontack gitu.

"Bukan urusan Lo Gue tau nomor Lo darimana!. Yang penting Lo harus ke Dokter, muka Lo pucat!."--Leo menjawab dengan nada dingin.

"Bukan urusan Gue kata Lo!?. Oke kalo gitu, satu hal lagi bukan urusan Lo juga nyuruh-nyuruh Gue ke Dokter segala!!."--Vanessa pun pergi meninggalkan ruangan.



Vanessa [On Going]Where stories live. Discover now