15. Penyesalan

17 15 1
                                    

Happy Reading♡



~♥~



Setelah melihat kecelakaan di depan matanya sendiri, akhirnya Vanessa mengingat semua kejadian yang menyebabkan Kak Tia meninggal. Selama ini Vanessa manganggap bahwa Kak Tia tinggal di India karena pekerjaan yang sudah Kak Tia ambil.

'Ternyata semua nya bohong?. Kenapa semuanya membohongiku?. Itu mungkin sebabnya Ayah selalu menginginkan Aku seperti Kak Tia!, Ya Allah. Kenapa jadi seperti ini?.'--gumam Vanessa.

Tak jauh dari posisi Vanessa, sepasang mata sedang mengamatinya, tak lain adalah Leo yang melihat ada keanehan yang terjadi pada Vanessa. Muka Vanessa begitu pucat pasti karena melihat begitu banyak darah segar yang keluar dari tubuh korban. Dia berusaha berdiri dengan segala tenaga yang dimilikinya, dia tidak ingin berada lagi di tempat itu. Vanessa berjalan terhuyung-huyung dan akhirnya dia jatuh tak sadarkan diri lagi.

Leo yang melihat Vanessa terjatuh tak sadarkan diri, langsung berlari dan mendekatinya, dia menggendong Vanessa, lalu membawanya ke rumah sakit.

Rumah Sakit


"Dokter!!!."--teriak Leo di rumah sakit. Para perawat yang melihat nya langsung membantu dan memberikan pertolongan kepada Vanessa.

Beberapa saat kemudian Vanessa tersadar dan dia teriak histeris.
"Aaaaaaaaa!!!. Tidak, Ma'afkan Aku Kak, aku bukan pembunuh!, aku bukan pembunuh!, ma'afkan aku Ayah!, ma'afkan Aku!."--dengan wajah yang ketakutan, air mata keluar dengan derasnya, dan sesekali Vanessa mencoba melepaskan selang infus yang ada di tangannya. Dan membuat dokter pun terpaksa memberikan suntikan penenang.

Leo yang melihat kejadian itu merasa sedih, dan dia berniat menelepon Fery mengenai kejadian yang menimpa adiknya. Akhirnya Leo mencoba menelepon Fery tetapi Handphone nya tidak aktif.

'Sial, kenapa coba handphone Lo tidak aktif sih Fery?, ini adik Lo gimana?, Gue ga bisa apa-apa!.'--gumam Leo dalam hatinya. Yang tak tega melihat keadaan Vanessa.

Leo pun berbicara dengan Dokter yang menangani Vanessa.
"Bagaimana Dok?, bagaimana keadaan teman Saya?."

Dokter pun berkata.
"Sepertinya teman anda dulu pernah mengalami trauma yang sangat berat, sehingga dia melupakan trauma tersebut, mungkin akibat dia melihat suatu kejadian, sehingga ingatannya akan traumanya kembali."



~♥~



Leo pun masuk ke ruang dimana Vanessa sedang dirawat. Dan dia melihat gadis yang biasanya Ceria, terpaku hanya diam tak banyak bicara.

"Assalamualaikum?."--sapa Leo kepada Vanessa.

"Waalaikumsalam."--jawab Vanessa singkat.

"Bagaimana keadaan kamu?. Apakah kamu sudah mulai tenang sekarang?."--tanya Leo dengan lembut dan penuh ke khawatiran.

"Aku sudah tenang sekarang!. Oiya aku mohon jangan beritahu keluargaku tentang kejadian ini."--jawab Vanessa.

"Kenapa aku tidak boleh menghubungi keluargamu?."--tanya Leo yang kebingungan mendengar perkataan Vanessa.

"Tidak apa-apa, aku hanya tidak ingin membuat keluargaku khawatir saja!."--jawab Vanessa.

Beberapa menit kemudian, seorang Dokter masuk untuk memeriksa keadaan Vanessa.

"Bagaimana keadaanmu Nona?, apakah anda sudah baikan dan tenang?."

"Alhamdulillah sudah Dok, Oiya Dok apakah saya sudah boleh pulang?."--tanya Vanessa.

Vanessa [On Going]Where stories live. Discover now