AKSARA 35

6K 507 52
                                    

"Aksara! Lo udah tau berita tentang Amara?" tanya Dhirga yang baru saja sampai di kelas. Dia baru saja kembali dari toilet. Laki-laki kini menatap Aksara yang mengerutkan keningnya bingung.

"Amara? Kenapa dia emangnya? Tadi perasaan baik-baik aja," jawab Aksara santai.

"Tadi dia habis dikeroyok sama orang-orang di depan mading. Gue juga enggak tau apa masalahnya. Gue cuma lihat dia tadi lari sambil nangis."

"Nangis? Ada apa emangnya?"

"Gue juga enggak tau. Kayaknya ada masalah gitu. Tadi dia sampai nangis terus pergi soalnya."

Mendengar ucapan Dhirga barusan, membuat Aksara langsung buru-buru berdiri dari duduknya. Laki-laki itu tidak peduli jika sehabis ini ada guru masuk. Pikirannya kini dipenuhi oleh Amara.

Berlari cepat melalui koridor, laki-laki jangkung itu menghentikan langkahnya di depan madding yang masih dipenuhi oleh para siswa. Menerobos kerumunan, Aksara lalu melihat apa yang sebenarnya tertempel di papan itu.

Matanya melebar kala dia melihat orang tua Amara di sana dan juga ada dirinya yang sedang bersama Amara. Dengan emosi, Aksara lalu melepas kertas itu dan membuangnya. Wajahnya menunjukkan wajah dingin yang dipenuhi dengan amarah.

"Siapa yang udah sebarin ini, hah?!" tanya Aksara sambil menatap satu persatu orang yang berada di sana.

Tidak ada yang membuka suara. Semuanya diam membisu kala melihat wajah menyeramkan seorang Aksara Aradhana. Rasanya, ini adalah pertama kalinya Aksara sampai marah-marah seperti ini di sekolahan.

"Sampah tau enggak yang udah nyebarin berita enggak jelas kayak gini?!" ujar Aksara penuh amarah.

"Ya ampun Aksara, stop dong kamu itu jangan mau dimanfaatin sama orang kayak dia. Dia itu cuma mau manfaatin harta kamu, Aksara. Perempuan kayak dia itu tipe-tipe cewek murahan yang cuma ngemis sama orang kayak kamu," ujar Icha yang kini sudah berada di samping Aksara.

"Jadi cewek jangan sok tahu! Kalau ngomong itu jangan cuma main ngomong aja! Ada bukti apa lo bisa ngomong kayak gitu, hah?" bentak Aksara membuat semuanya yang ada di sana terkejut.

"Lo jangan jadi cowok bego dong. Dia itu beneran cuma manfaatin harta lo. Dia itu udah jatuh miskin gara-gara orang tuanya cerai. Makannya dia mau kejar-kejar lo kayak gini," sahut salah satu siswi yang langsung membuat darah Aksara mendidih.

"Lo harusnya sadar, Aksara! Si Amara itu kejar-kejar lo gara-gara mau harta lo doang, bukan mau sama lo!"

"Dia enggak dapat duit dari orang tuanya itu, makannya sekarang mau minta uang sama lo. Goblok banget sih lo jadi cowok," ujar salah satu orang di sana yang langsung disambut tawa.

"Lo yang goblok! Jadi orang itu jangan sok tau! Jangan cuma nilai orang dari covernya aja. Amara emang cewek nakal, tapi setidaknya dia enggak main ngasal kalau ngomong. Belum tau kebenarannya aja udah main keroyokan. Sampah lo semua!" bentak Aksara.

Laki-laki itu berniat untuk segara pergi dari tempat ini. Namun, tangannya dicekal oleh seseorang yang langsung membuat dia menghentikan langkahnya dan menatap orang itu.

"Aksara, kamu itu harusnya sadar. Kamu itu cuma diperalat sama orang miskin kayak dia. Bahkan teman-temannya aja sekarang udah sadar kalau Amara emang orang yang suka manfaatin harta orang lain. Jauhi dia, Aksara. Dia itu cewek murahan," ucap Icha yang kini mencekal lengan Aksara.

Aksara menyentak tangan Icha kuat. Laki-laki itu memajukan langkahnya dan kini saling berhadapan dengan Icha, "Asal lo tau, sampai kapanpun juga gue enggak bakal jauhi Amara! Dan asal lo tau juga, di sini bukan Amara yang murahan, tapi kalian semua yang udah mau percaya sama berita enggak jelas kayak gitu."

AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang