AKSARA 25

7.5K 591 333
                                    


Yang belum follow akun wattpadku jangan lupa buat follow yups!💜

Jangan lupa pencet voteeeee!

Komen banyak-banyak ges biar aku rajin update!💜

Happy reading!🧃💜

___

"Terima kasih telah menjadi salah satu alasan untuk bahagia."

___

Matahari kini sudah tenggelam dan berganti dengan bulan. Sedari tadi, hujan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Dua insan yang kini sedang berada di atas motor dengan suasana yang sangat canggung. Aksara yang memang terbiasa diam dan juga Amara yang kini sedang malas untuk memulai obrolan.

Tubuh keduanya sangat kedinginan karena derasnya air hujan yang mengguyur mereka sedari tadi. Jika Amara masih sedikit beruntung ada jaket yang melindungi tubuh bagian atasnya, hal ini berbanding terbalik dengan Aksara yang hanya dibalut oleh kemeja sergamnya yang sudah basah.

Amara yang sudah memakai jaket saja masih merasa kedinginan kini menjadi tidak tega kepada Aksara. Laki-laki berambut hitam legam itu pasti saat ini benar-benar kedinginan. Sejenak Amara merasa bersalah. Dia menjadi tidak enak kepada Aksara yang sudah memberikan jaketnya untuk dia, padahal sebenarnya laki-laki itu juga membutuhkan.

"Aksara, dingin ya?" tanya Amara sambil sedikit memajukan tubuhnya agar laki-laki di depannya ini mendengar suarnya.

"Enggak."

"Bohong banget. Gue lepas aja ya jaket lo, biar lo aja yang pakai," ucap Amara.

"Kalau lo sampai lepas, gue bakal turunin lo di sini."

Amara mendengus kesal. Demi apapun, dia benar-benar merasa tidak enak hati. Di saat dia mendapat sedikit kehangatan, ada Aksara yang kini sedang mati-matian menahan kedinginan.

Dengan penuh keraguan, perlahan-lahan Amara mulai melingkarkan tangannya di perut Aksara. Amara merasakan tubuh laki-laki di depannya ini sedikit tersentak karena tindakannya ini, "Maafin gue ya. Gara-gara gue, lo kedinginan kayak gini."

Walaupun Aksara terkejut, namun dia tetap membiarkan gadis ini memeluknya dari belakang. Pelukan Amara sedikit menghantarkan rasa hangat untuk tubuhnya. Dengan tangan kirinya, Aksara menggenggam tangan Amara yang memeluknya.

"Ga usah minta maaf, lo enggak salah, Ra."

"Harusnya tadi lo aja yang pakai jaket ini, Aksara. Tangan lo sampai dingin kayak gini," ujar Amara.

Di balik helmnya, Aksara menunjukkan senyuman tipisnya. Entah mengapa rasa bahagianya membuncah begitu saja. Dia lalu mengelus pelan tangan Amara yang melingkar di perutnya itu.

Jika seharusnya Amara merasa senang diperlakukan seperti ini, namun kali ini entah mengapa rasanya sedikit berbeda. Mungkin ini efek dari hatinya yang sudah berniat memendam perasaannya dalam-dalam. Jika Aksara terus memperlakukan dirinya seperti ini, bisa gagal total semua rencana move on yang sudah dia rencanakan.

Siapa yang menyangka jika sedari tadi air mata Amara tidak berhenti turun. Air matanya mengalir deras beriringan dengan rintik hujan yang membasahi pipinya. Pikirannya benar-benar sedang dipenuhi oleh permasalahan yang kini ada di keluarganya. Amara benar-benar akan menjadi sosok yang lemah saat sudah memikirkan masalah keluarga.

AKSARA On viuen les histories. Descobreix ara