LWTD | Tiga puluh dua

110K 11.5K 1.1K
                                    


32. Perkara ayam dan Kevlar.

"Monela, bangun!" Bastian mengetuk pintu kamar Monela sedikit kencang, ketika sang empu tak kunjung bangun.

"Monelaaa!!!" Suara bastian semakin meninggi, pun pintu diketuk semakin kencang. Pasalnya, sudah lebih dari lima menit ia berusaha membangunkan Monela.

"Mon—"

Suara Bastian berhenti seketika, kala bunyi kunci yang diputar dan knop pintu yang dibuka terdengar. Pintu pun terbuka sedikit, menampilkan Monela yang terlihat masih mengantuk.

"Hmm?" Tanya monela, dengan mata menyipit.

"Bangun, kamu kuliah pagi." Ujar Bastian.

Ah, Monela lupa! Semalam ia dan Bastian mengerjakan makalah milik Monela sampai mendekati tengah malam. Hal itu disebabkan Monela yang sama sekali belum mencicil tugas.

"Habis mandi lansung turun, saya sudah masakan sarapan!" Ujar Bastian, dan meninggalkan Monela yang mengangguk lemas.

🌻🌻🌻

"Wahhh, nasi goreng nih!" Monela menatap senang makanan yang tersaji di hadapannya.

Seporsi nasi goreng, lengkap dengan telur mata sapi, ayam suwir crispy yang melimpah, dan irisan sayur serta timun.

Mata Monela juga sempat melirik ke arah piring Bastian yang berisi menu makanan yang sama.

"Bapak masak sendiri ta?" Tanya Monela sambil mengambil sendoknya.

"Iya, sebelum kamu bangun tadi, udah mulai masak." Jawab Bastian dan mulai menyendokkan makanannya.

Monela mengangguk. Tangannya menyendok suwiran ayam crispy lembut dengan banyak, diselingi sedikit nasi berwarna coklat itu.

Terus seperti itu, sampai ayamnya habis. Menyiksanya satu telor mata sapi dan banyak nasi goreng.

Monela melirik ke arah suwiran ayam milik Bastian yang masih tersisa banyak. Entah mengapa, Monela ingin mengambil irisan ayam di piring Bastian itu.

Bastian yang merasa di pandangi pun sontak mengangkat pandangannya dengan mulut yang tak berhenti mengunyah makanan dalam mulut.

Bastsian mengambil gelas dan meminum airnya, pandangannya tak lepas dari mata Monela yang menatapnya. "Kenapa?"

"Ayam Monel habis..." ujar Monela lirih dengan bibir mengerucut.

Gemes!

Bastian melirik ke arah piring Monela. Dan benar saja, ayamnya sudah bersih, habis tak bersisa. Sedangkan nasinya masih penuh.

"Itu ada telur," mata Bastian menunjuk ke arah telur mata sapi.

"Ayamnya enak ..." Monela berbicara dengan bibir cemberut. Suaranya bernada di akhir.

"Udah habis, tinggal sedikit tadi. Terus saya masak semua bareng nasi goreng." Jawab Bastian dan mulai menyendok nasi goreng dengan telurnya. Matanya masih menatap Monela.

"Mau ayamnyaaa ..." Monela mencicit. Matanya membulat menatap Bastian.

Bastian menelan cepat nasi gorengnya, ia kemudian mengangguk, "ya nanti kita beli ya."

Bastian kemudian menyendok ayam diatas piring beserta nasinya, membuat Monela melotot.

Oh tidak! Ayamnya bisa berkurang!

Living with the Dosen [TERBIT]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt