LWTD | Sepuluh

138K 15.6K 1.2K
                                    

Target vote 1,2+K ya!

Komen yang banyak aja! Wkwk


10. Sop iga

"Bu— bu Rani," Monela tergugup, ketika dosen muda perempuan yang pernah mengajar Monela di semester satu itu berdiri di depan pintu rumah Bastian dengan ekspresi terkejut menatap Monela.

"Kamu, bukannya mahasiswi yang pernah saya ajar itu ya?" Tanya Bu Rani dengan alis menyatu.

Monela menangguk, membenarkan. Ia tak berniat mengelak.

"Waktu semester satu kan?" Yang Rani sambil menunjuk Monela.

Monela mengangguk lagi.

"Kamu, selebgram itu ya?" Rani menyipitkan matanya, sok mengimintidasi.

Monela lagi dan lagi mengangguk.

"Ka—"

"Siapa, Monela?" Belum sempat Rani melontarkan pertanyaan lagi, sosok Bastian dengan kaos oblong putih penuh keringat muncul, membuat Monela semakin menelan salivanya susah payah.

"Eh, Pak Bastian." Dosen cewek itu menyapa. Gaun pendek kuning soft yang membalut tubuhnya itu nampak anggun, ketika Rani menunduk malu-malu. Rambutnya yang digerai se punggung itu sesekali ia sibak ke belakang.

"Apa apa, bu Rani?" Suara datar Bastian kembali nampak. Tak se-bernada saat ia sedang berbicara dengan Monela.

"Ah itu," Rani menggaruk tengkuknya, pertanda gugup.

"Saya baru aja beli sop iga, terus kebanyakan beli.. Dan kebetulan saya lewat depan rumah Pak Bastian, jadi sekalian mampir sama ngasih sop iga ini ke bapak." Dosen muda seumuran Bastian itu menggoyangkan sebungkus kresek putih di genggamannya.

"Ah, Terimakasih." Bastian menggeser tubuh Monela agak ke samping, dan menerima kantong plastik yang disodorkan oleh pengajar seperjuangannya itu.

"Naik apa kesini?" Tanya Bastian basa-basi.

"Eh? Emm, naik mobil sih," Rani terkekeh kecil.

Monela mencebik melihat itu. Sok basa basi lo! Batin Monela sebal. Bahkan, Monela sudah melirik Bastian sinis.

Oh, jadi gini kelakuannya kalo gak ada Monela? Sarkas Monela yang tentunya dalam hati.

"Terimakasih untuk makanannya!" Bastian tersenyum kecil.

"Ah, sama-sama! Oh ya ngomong-ngomong, dia," Rani menunjuk ke arah Monela yang nampak kecil di samping Bastian, "murid kamu kan?"

Bastian mengangguk.

"Kenapa ada disini?" Rani bertanya dengan ekspresi wajah tak suka yang amat kentara.

"Saya rasa, bukan urusan Anda untuk mengetahui segala hal yang bersangkutan dengan saya, Bu Rani." Tekan Bastian dengan tegas.Dan setelah itu, Bastian menutup pintunya.

Monela yang melihat itu sontak melotot. Sudah dikasih makan, main usir dengan tidak sopannya! Tidak punya perasaan emang!

"Bapak kok tega seh kunciin Bu Rani diluar?!" Pekik Monela, sok kasihan dengan Rani.

Bastian melirik ke arah Monela, dan kembali berjalan, tak menghiraukan ocehan gadis itu.

"Saya tidak menerima tamu." Jawab Bastian datar.

Cukup empat kata, mampu membungkam Monela saat ini. Ya mau bagaimana? Yang punya rumah kan, Pak Bastian, bukan Monela.

Jadi— suka-suka Bastian lah!

Living with the Dosen [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang