LWTD | Empat belas

129K 14K 756
                                    



Jam berapa nih bacanya??



14. Mie-nya Abi.

"Eh, Mi, Abi belum datang ta?" Monela mencolek lengan Mimi yang sedang sibuk menjepit bulu mata. Biar lentik dan badhaiii!

"Belum, kenapose? Deseu mau beli apose lagi?" Mimi hanya melirik sekilas.

"Dia biasanya bawa naget tho ke sekolah. Gue lagi pen banget makan naget." Jawab Monela.

Ivy melirik ke arah Monela, "tumben beli di Abi, biasanya lo beli di kantin juga."

"Gak enak, itu mah, naget seribu dapet dua. Lek punya Abi naget mahal, tiga ribu dapet satu." Monela menopang dagunya diatas meja, sembari menghembuskan nafas keras.

"Eh, Nek! Temen lo si Abi noh yang emang ngasih harga mehong! Padahal mah harganya murce!" Mimi sedikit menghentikan gerakannya yang menjepit alat bulu mata.

Monela menggeleng, tak membenarkan. "Punya Abi minyake terjamin mahal dan baru."

"Tau ah, menurut gue sama aja rasanya. Situ kan lidah orang kaya. Kalo sini mah orang biasa," Ivy menyahut.

"Ih lo aja Nek yang biasa, gue mah kaya!" Mimi melirik sewot Ivy.

Ivy yang sedang membaca novel pun sontak menatap tajam Mimi yang asik meelentikan bulu matanya. "Kaya bencong, iya!"

"Noh si Abi!" Mimi tak ingin meladeni celotehan Ivy yang sepertinya hari ini sedang PMS. Ia menunjuk ke arah Abi yang berjalan masuk.

Abi masuk ke dalam kelas dengan wajah lesu, bahu yang biasanya tegak kini menurun, seolah tak ada semangat hidup. Mulut yang biasanya berceloteh riang kini diam. Entah gerangan apa yang terjadi pada gadis mungil satu itu.

"Nek, si Abi, bangkrut kah?" Mimi berbisik ke arah Monela.

"Pagi, guys!" Sapa Abi dan menaruh tas apa jinjing saja-nya di lantai, ia kemudian terduduk malas diatas kursi.

"Bi, lo bawa naget gak? Yang kayak biasane itu loh." Monela langsung bertanya.

Abi menoleh, menatap Monela sedih. "Abi nggak bawa. Jualan Abi tadi dicuri orang... adanya cuman tinggal mie setan harga dua puluh ribu."

"Eh, mehong amat deseu!" Mimi menggebrak meja, seraya meletakkan pelentik bulu matanya diatas meja.

"Gue nimpal kerugian, mi." Abi berkata dengan sangat jujur.

"Eh, itu mah nasib Deseu!" Mimi menunjuk Abi.

"La makanya itu. Sekarang semua harga barang, Abi tambah lima ratus!" Kekeuh Abi.

"Deseu namanya makerong duit buta!" Mimi menghardik.

"Eh! Udah Udah ta la! Ngapa pada bertengkar sih?!" Monela melerai.

"Abi nih!"

"Udah! Gue beli mie setan satu ya! Ada sosis sama siomay ne?" Monela mengintip ke arah tas yang sedang dibongkar Abi.

Abi mengangguk, walaupun tak semangat. Ia kemudian menyodorkan sebungkus sterofoam hangat. Berisi mie setan level tiga.

"Semoga suka, Ce. Dua puluh ribu ya, Ce! Lebihin dikit juga boleh!" Abi membuat isyarat tangan dua puluh ribu sambil meringis.

"Nih! Susuk e buat lo aja!" Monela menyodorkan uang pas dua puluh ribu.

"Ye! Itu mah duit pas!" Ivy mencibir. Maklum, Ivy kalo PMS kek macan. Harap sabar untuk jodohnya ya...

Living with the Dosen [TERBIT]Where stories live. Discover now