Bab 40

10.4K 1.2K 178
                                    

Penting !
© Cerita ini hanya fiksi belaka. Kesamaan nama, tempat dan waktu tidak melatari cerita sejarah apapun.

"BAJINGAN SIALAN!!! KENAPA KAU SELALU MENDEKATI WANITA YANG KU SUKAI HUH?!!" Robert berteriak marah. Tangannya mencengkeram kuat kerah kemeja Putra Mahkota Halard. Pandangannya menghunus tajam. Rahangnya mengeras, giginya menggertak kasar.

Sebaliknya, Putra Mahkota Halard tak menunjukan kemarahan yang sama seperti Robert. Ekspresi wajah Halard tenang. Bibirnya terkatup rapat. Tak mengeluarkan satu patah kata pun. Matanya menyorot kasihan pada Robert.

"JAWAB AKU SIALAN!!!" Robert semakin murka menyaksikan ketenangan Putra Mahkota Halard. Tangannya terangkat siap melayangkan satu pukulan langsung ke wajah Halard. Sebelumnya ia sudah mendorong tubuh Halard sampai-sampai mengenai serta memecahkan kaca lemari penyimpanan minuman beralkohol pria itu.

Satu pukulan kencang mengenai pipi Halard hingga kepalanya berpaling ke samping. Akan tetapi, Halard sama sekali tak tampak kesakitan. Sudut bibir Halard berdarah, kali ini darahnya lebih banyak dari hasil gigitan Sabrina.

Robert melepas cengkramanya pada kerah kemeja Halard. Menyentaknya keras dan menyebabkan kemeja Halard meninggalkan jejak kusut akibat cengkraman.

"AKU MEMBENCIMU PENGECUT!!! KENAPA KAU TAK MELAWANKU?!! BIAR KITA SELESAIKAN URUSAN KITA MALAM INI!"

Putra mahkota Halard meludah. Membersihkan mulutnya dari sisa darah yang mengalir. Bisa saja dengan mudah ia menghindari pukulan Robert. Halard hanya sengaja tak ingin melakukannya. Melawan adiknya sendiri adalah hal paling sia-sia.

"apa hanya itu pukulanmu? Atau kau masih menginginkan pukulan lainnya?" tawar putra mahkota Halard santai. Bibirnya yang berdarah menyeringai. Satu alisnya naik seolah meremehkan. Matanya masih setenang saat pertama kali Robert memergokinya yang hampir merengut paksa kegadisan Lady Melville.

Dada Robert naik turun akibat emosi. Matanya berkilat marah. Kedua tangannya terkepal erat di samping tubuh.

"JANGAN MENYESALI UCAPANMU" setelah menggatakan hal tersebut Robert menerjang tubuh Putra Mahkota Halard, melayangkan pukulan-pukulan beruntun disetiap bagian tubuh Halard. Tak mengenal kata ampun apalagi berhenti. Persetanan jika setelah ini ia dijatuhi hukuman mati karena telah lancang melukai putra mahkota kerajaan. Robert bahkan tak keberatan jika jabatannya sebagai pangeran akan dihapus atau bahkan dirinya diasingkan sekalipun. Yang ia tau puncak dari segala kemarahannya selama belasan tahun ini akan segera tersalurkan. Sosok yang paling ia benci seumur hidupnya harus ia beri pelajaran.

Putra Mahkota Halard menerima tanpa membalas semua pukulan yang Robert layangkan pada tubuhnya. Menikmati sensasi sengatan rasa sakit yang mulai menjalari kepala hingga ujung kakinya. Sejak awal Halard tak pernah ingin menjadi orang baik. Pada dasarnya ketika orang melihat yang baik mereka mengharapkan kebaikan, dan Halard tak berkeinginan memenuhi harapan siapapun. Termasuk adiknya. Menjaga adiknya adalah tujuan utama Halard sejak dulu hingga sekarang.

Robert menendang perut Halard hingga pria itu memuntahkan darah segar.

"AKU TANYA PADAMU HALARD! MENGAPA KAU MENYURUH PELAYAN MEMBAWAKU KEMARI? APA KAU SENGAJA MELAKUKANNYA SAMA SEPERTI DULU?!!" mengingat kejadian dulu, yang hampir sama persis seperti malam ini menimbulkan amarah yang kembali menggunung. Robert benar-benar membenci putra mahkota Halard sejak dulu hingga sekarang.

Putra Mahkota Halard tersenyum dingin. "mengapa kau berpikir demikian?" tanya Halard sembari mengusap pipinya dengan punggung tangan. Kali ini darah hampir mengotori keseluruhan wajahnya. Robert tak tanggung-tanggung saat memukulnya barusan.

Robert tak menjawab. Sebalinya ia memberi tatapan tajam yang menusuk pada Halard. "kau sengaja bukan melakukannya? Kau tak akan pernah membiarkanku dekat dengan Yenerika atau Sabrina, karena kau tak ingin aku memiliki kekuatan pendukung setia untuk bersaing denganmu memperebutkan tahta? Itu kan yang kau mau? Menyingkirkanku dari kursi tahta?"

What the Lady WantsWhere stories live. Discover now