Bab 5 (Sabrina's Dad)

19.2K 1.8K 6
                                    

Penting !
© Cerita ini hanya fiksi belaka. Kesamaan nama, tempat dan waktu tidak melatari cerita sejarah apapun.

Menatap pemandangan dari balik jendela berukuran besar sudah menjadi rutinitas tersendiri bagi Sabrina. Melepas penat sesaat sembari menikmati kudapan yang dibawakan pelayan merupakan hal biasa yang dilakukan seorang Lady. Namun, entah mengapa Sabrina mulai merasa bosan dengan segala aktifitas para bangsawan.

"sepertinya aku akan belajar berpedang" gumam Sabrina yang didengar dengan baik oleh Matilda.

"itu tidak mungkin My Lady"

"kenapa? Aku ingin menjaga diriku sendiri. Memangnya tidak boleh?"

"Tuan Duke pasti tidak akan mengizinkan My Lady untuk yang satu itu"

"siapa yang tahu hasilnya jika kita belum mencoba"

Matilda kembali dibuat tidak berkutit dengan kata-kata nonanya. Sejujurnya Matilda tidak mengerti mengapa nonanya yang pandai dikatakan bodoh oleh orang-orang lain dikediaman Duke of Avondale.

"segera temui duke, Matilda dan katakan aku ingin bertemu"

Matilda mengangguk sebelum pamit undur diri.

Sepeninggalan Matilda, tiba-tiba Sabrina kembali teringat mimpinya tadi malam. Sabrina tidak yakin jika kilas balik yang Sabrina lihat melalu mimpi tidak bermakna apa-apa atau sekedar bunga tidur. Mimpi itu seperti memori Sabrina Melville yang sudah terlupakan. Benar-benar terasa nyata. Bahkan ketika sudah terbangunpun Sabrina masih mengingat dengan jelas mimpi itu. Seakan menjadi petunjuk mengenai tingkahlaku kakak kedua Sabrina Melville yaitu Elizabeth.

Setau Sabrina, Elizabeth adalah kakak kedua beda ibu Sabrina Meliville. Adik kandung Isabella. Sekilas wajah Isabella dan Elizabeth terlihat mirip mungkin hanya perawakan tubuh mereka yang dapat membedakan.

Berbeda dari Isabella yang terang-terangan ingin memusnahkan Sabrina. Elizabeth terlihat lebih santai. Bermain cantik adalah keahliannya. Tipe wanita berbahaya yang harus segera disingkirkan menurut Sabrina.

Berdasarkan mimpinya tadi malam. Sudah pasti dalang dari insiden menenggak racun yang dilakukan Sabrina Meliville beberapa hari yang lalu adalah kakak keduanya. Jika dipikir-pikir kembali. Bagaimana seorang Sarbina Melville terkenal sebagai putri duke yang bodoh bisa mengetahui dan mendapat jenis racun mematikan seperti itu, mengingat betapa ketatnya peraturan mengenai obat-obatan terlarang di wilayah kerajaan. Tak bisa dimungkiri, Elizabeth pasti menggunakan keahliannya dalam membuat sebuah konspirasi nyata untuk membunuh Sabrina Melville. Untung saja rencananya itu gagal karena ada jiwa Sabrina dari masa depan yang mengisi tubuh Sabrina Melville.

Sabrina mengeram, Elizabeth bukan lawan yang dapat dianggap remeh. Wanita itu jauh lebih cerdas dibandingkan kakak pertama dan juga ibu tirinya. Sepertinya kecerdasan duke berhasil diwariskan dengan baik kepada putri keduanya itu.

Sabrina menatap tajam pemandangan sore hari diluar sana. Sebuah tawa sinis berhasil lolos dari bibirnya. Tidak ada rasa takut dari sepasang bola mata berwarna hijau, sebagai gantinya hanya ada tatapan membunuh yang terlihat jelas. Setelah ini aktifitas Sabrina tidak akan lagi membosankan, ada lawan menarik yang harus segera Sabrina singkirkan terlebih dulu.

Tak berselang lama dari lamunanya, suara langkah kaki Matilda yang menghampiri dirinya membuat Sabrina tersadar.

"anda diminta untuk segera menemui beliau di ruang kerja pribadi Tuan Duke My Lady"

"baiklah, antarkan aku keruangan duke, Matilda"

Sesampainya didepan ruang kerja pribadi Duke of Avondale seperti biasa Sabrina disambut pelayan setia ayahnya yang selalu berjaga didepan pintu. Jika Sabrina tidak salah ingat nama pelayan tua itu Gregory ataukah George? entahlah Sabrina tidak begitu ingat dengan namanya.

What the Lady WantsWhere stories live. Discover now