Bab 10 (the ball- part 2)

13.8K 1.7K 20
                                    

Penting !
© Cerita ini hanya fiksi belaka. Kesamaan nama, tempat dan waktu tidak melatari cerita sejarah apapun.

Sabrina melangkah dengan anggun sembari menampilkan senyumnya yang menawan. Melewati pintu aula istana dengan percaya diri membuat aura kecantika Sabrina semakin terpancar keluar.

Di sisi kiri, Ayah Sabrina yang malam ini berperan sebagai partner-nya, berjalan tak kalah gagah dan tegas. Memperlihatkan visual luar biasa perpaduan antar ayah dan anak. Tentu saja, mereka berdua spontan menjadi pusat perhatian seluruh tamu pesta yang hadir.

Bisik-bisik mulai terdengar ketika keluarga Duke of Avondale mulai bergabung di pesta.

"siapa wanita yang berjalan bersama Duke Melville itu? Jangan katakan jika dia istri baru duke" bisik seorang wanita yang cukup terdengar jelas di pendengaran Sabrina. Pasalnya posisi wanita itu berada tidak jauh darinya.

"huh?! Tentu saja bukan. Sepertinya itu putri ketiga duke yang dikatakan sedang sakit parah hingga membuat wajahnya menjadi buruk rupa" jawab wanita lainnya.

Sabrina ingin tertawa kencang, merasa lucu mendengar jawaban tersebut, akan tetapi sebisa mungkin ia menahannya. Sepertinya Elizabeth berhasil menyebarkan rumor jika dirinya sedang mengalami sakit parah yang menyebabkan selalu absen di setiap pesta. Sungguh tipikal kakak keduanya.

"apa kau baik-baik saja jika ayah tinggal sebentar untuk menemui teman-teman ayah?" tanya ayah Sabrina. Raut wajah ayahnya kentara sekali tidak enakan.

Sabrina tersenyum lembut "ayah tidak perlu mengkhawatirkan Sabrina. Silahkan nikmati waktu ayah dan lagipula ini pesta, tempat dimana menghabiskan waktu untuk bersenang-senang" Sabrina bahkan tidak merasa keberatan jika ayahnya menemukan wanita baru pengganti ibu tirinya.

Ayah Sabrina mengelus pelan puncak kepala Sabrina. Hal tersebut membuat para bangsawan yang melihatnya tercengang. Tidak menyangka jika seorang duke yang terkenal cuek bisa bersikap pengertian kepada seseorang.

Sepeninggalan ayahnya, Sabrina yang ingin segera menemui Countess of Salisbury dihadang oleh kedatangan sekumpulan wanita bangsawan seusianya. Sabrina tentu saja sudah mengantisipasi situsi tersebut dengan baik.

"masih ingat dengan insiden 1 tahun yang lalu Lady Melville?" tanya seseorang yang sepertinya memiliki pangkat lebih tinggi diantara wanita lainnya. Kalau Sabrina tidak salah ingat, dia adalah anak kedua dari Earl of Snowdon.

Pastinya mereka membicarakan kejadian dimana untuk pertama kalinya Sabrina Melville menghadiri suatu pesta sebagai seorang bangsawan. Jelas saja Sabrina yang sekarang tidak mengingat kejadian persis yang sebenarnya terjadi waktu itu. Sabrina yakin hal tersebut bukanlah hal baik.

Sabrina tidak habis pikir dengan Sabrina Melville yang dulu. Bagaimana bisa dirinya dipermainkan oleh bangsawan yang bahkan statusnya lebih rendah darinya.

"maafkan kesalahan saya Lady Wetherby. Saat itu saya belum mengerti dan terbiasa dengan status bangsawan, sebagaimana kalian tau ibu saya berasal dari kalangan rakyat biasa" kata Sabrina dengan tenang.

"jadi benar rumor yang mengatakan jika anda hanyalah anak dari rakyat jelata?" tanya wanita lainnya dengan ekspresi sombong.

Sabrina tersenyum dalam hati, berani sekali orang-orang itu merendahkannya, sepertinya mereka semua memang mencari mati. Sayangnya, Sabrina tidak bisa bertingkah gegabah untuk saat ini.

"apakah itu menjadi masalah Lady Gartside? Padahal saya berharap kita semua bisa menjadi teman baik. Terlepas dari latar belakang ibu kandung saya" wajah Sabrina terlihat sedih ketika mengatakan hal tersebut.

What the Lady WantsWhere stories live. Discover now