Bab 33

10.7K 1.2K 71
                                    

Penting !
© Cerita ini hanya fiksi belaka. Kesamaan nama, tempat dan waktu tidak melatari cerita sejarah apapun.

Musim semi telah berganti menjadi musim panas. Menandakan jika festival berburu musim panas hampir dimulai. Para peserta berburu yang ikut berpartisipasi maupun tidak berpartisipasi secara langsung dari berbagai penjuru kerajaan tiba hari ini di istana. Melewati jalanan ramai ibukota yang telah dihias sedemikain menarik guna menyambut para tamu terhormat. Sorak-sorai penuh semangat masyarakat terdengar saling sahut-menyahut di sepanjang jalan tak kala segerombolan kuda beserta kereta kuda perwakilan kerajaan lain melaju dihadapan mereka.

Tahun ini ada lima kerajaan yang turut serta dalam festival berburu musim panas. Tentu saja Imperium Delacroix termasuk salah satunya. Selain Imperium Delacroix terdapat kerajaan lainnya. Ashgar, Luminera, Alsace dan Alemania. Diantara semua kerajaan yang ada, Sabrina mengingat betul latar belakang di setiap-setiap kerajaan tersebut.

Ashgar terkenal akan kepandaiannya dalam bidang sastra dan kesusastraan. Ratusan bahkan ribuan buku yang telah dicetak dan diedarkan secara luas tak lain berasal dari Asghar.

Luminera adalah kerajaan yang terkenal akan kesetaraan gendernya. Dimana wanita memiliki kedudukan yang sama atau equal dengan pria.

Alsace memiliki selera busanan atau pakaian yang tak main-main. Banyak perancang hebat berasal dari Alsace. Sekolah-sekolah mode memenuhi kerajaan tersebut. Tak heran jika busana-busana Alsace sering menjadi tren di berbagai penjuru kerajaan.

Terakhir adalah Alemania. Kerajaan terkaya. Memiliki lahan pertambangan yang luas. Kekayaannya hampir menyamai Imperium Delacroix yang memiliki pertambangan berlian dan emas.

Imperium Delacroix menjadi kerajaan peringkat pertama karena memiliki kekuatan militer nomor satu diantara kerajaan lainnya. Setiap tahun Imperium Delcroix tak pernah henti memperluas wilayahnya. Membebaskan tanah-tanah dari pemimpin kejam nan gila. Selama kelima kerajaan telah menandatangani perjanjian damai. Mereka semua tidak akan berseteru satu sama lainnya. Lagipula, tidak ada yang berani mengusik Imperium Delacroix tanpa konsekuesni kerajaan mereka rata dengan tanah.

Sabrina dan Matilda yang hari ini berjalan-jalan di ibukota terpaksa ikut berhenti. Menyaksikan rombongan kerajaan-kerajaan lain yang bergerak menuju istana.

Hampir satu minggu Sabrina menghabiskan waktu di kediaman utama milik Nigel. Selama itu pula Sabrina hanya beristirahat tanpa melakukan aktivitas berat lainnya. Setelah hari dimana Sabrina bangun dari pingsannya. Sikap Nigel tidak lagi dingin pada Sabrina. Pria itu sepenuhnya berubah seperti saat awal Sabrina Melville mengenalnya. Hangat dan penuh perhatian. Tidak ada lagi sorot mata dingin disepasang bola mata hitam pekat Nigel ketika memandang Sabrina. Yang ada hanyalah tatapan hangat syarat akan cinta. Bahkan Sabrina tidak ragu menyimpulkan demikian. Akan tetapi, untuk saat ini Sarbina tidak lagi memikirkan hal sentimentil seperti itu. Masih ada dua orang lagi yang harus ia singkirkan sebelum menjemput Happy Ending sebenarnya.

Isabella, kakak Sabrina. Saat ini menjadi tahanan kerajaan. Putusan hukuman untuknya belum sepenuhnya ditentukan. Mempertimbangkan jika ia adalah putri sulung seorang duke ternama menjadi faktor yang sulit. Ditambah hingga detik ini Isabella tidak pernah mengakui kejahatannya sebagai dalang perencanaan pembunuhan Grand Duke of Lienster. Walaupun telah banyak beredar rumor jika Isabella memanglah dalang semua itu akibat kecemburuan butanya pada sang adik. Hal itu tetap membuat Isabella bersikeras tak ingin mengaku. Banyak pihak yang mengecam Isabella yang dengan teganya merencanakan semua itu. Bahkan tak sedikit orang yang sebelumnya berteman dengan Isabella berbalik menghina Isabella. Mereka tak menyukai Isabella yang sempat menjadi perusak hubungan antara Grand Duke Cavendiah dan Sabrina. Mereka beranggapan jika Sabrina satu-satunya wanita yang pantas bersanding dengan Grand Duke Cavendish. Terlebih setelah pengorbanan dari wanita itu yang menjadikan dirinya sendiri sebagai tameng untuk melindungi Grand Duke Cavendish. Dan Isabella hanyalah wanita dengan ragam ambisi aneh serta obsesi gilanya akan harta dan kekuasaan. Berniat membunuh tunangannya sendiri di hari pertunangan sebagi kedok agar dirinya tidak dicuringai. Tentu jika Grand Duke Cavendish mati semua harta dan kekuasaan yang ia miliki sepenuhnya akan diserahkan pada Isabella yang telah menjadi tunangannya yang sah karena Grand Duke Cavendish tak memiliki kerabat dekat lainnya. Sayangnya, penemuan jenis racun yang sama di tubuh Sabrina dan kamar Isabella menjadi bukti akan tindakan Isabella. Belum lagi saksi mata yang melihat sendiri Isabella berbicara dengan orang yang memanah Sabrina menjadi bukti yang sangat kuat.

What the Lady WantsWhere stories live. Discover now