Malam Panas Lain (21+)

2.3K 251 33
                                    


"Apa ini benar-benar cukup?" tanya William sembari menuangkan anggur untuk Rachel.

Kini, pasangan yang berusaha untuk berpura-pura menjadi sepasang kekasih itu, tidak lagi terlihat berpura-pura. Dalam artian lain, keduanya sudah terlihat seperti pasangan kekasih yang sesungguhnya. Baik William maupun Rachel sudah terlarut dalam peran mereka sebagai pasangan kekasih. Hal yang menarik, saat merasakan gelitik sensasi yang menyenangkan menggeliat dalam hati mereka.

Terutama bagi Rachel yang semenjak kecil berusaha untuk mendapatkan perhatian dan cinta. Mendapati seseorang yang memberikan perhatian setulus ini padanya, memang pada awalnya membuat Rachel curiga. Apalagi setelah kegagalan hubungannya dengan David. Namun, Rachel tahu jika William berbeda dengan pria yang sebelumnya ia kenal. William sangat berbeda dengan David.

William memang bisa kejam pada orang lain, tetapi tidak mungkin melukainya. William mungkin kasar pada orang lain, tetapi tidak mungkin padanya. Karena bagi William, Rachel adalah pengecualian yang mutlak dalam hidupnya. Rachel adalah eksistensi yang perlu ia jaga sepenuh hati. Saat ini pun, William tengah berusaha untuk memastikan jika Rachel merasa aman dan nyaman.

Keduanya tengah menikmati makan malam yang diusahakan oleh William agar terasa romantis. Makan malam yang mereka lakukan di dapur apartemen Rachel. Dengan William sendiri yang memasak semua menunya. Rachel yang mendengar pertanyaan William pun mengangguk. "Aku rasa cukup. Hari ini terlalu melelahkan untuk menghabiskan waktu lebih lama di luar," ucap Rachel sembari menyesap anggurnya dengan anggun.

Hari ini memang terasa melelahkan, sekaligus terasa sangat menyenangkan. Untuk pertama kalinya, Rachel dan William berkencan. Kencan yang benar-benar terasa normal selayaknya kencan yang dilewati oleh sepasang kekasih. William memang sengaja merencanakan hal tersebut untuk membuat suasana hati Rachel membaik. Apalagi, hubungan William dan Rachel memang sudah memiliki kemajuan kea rah yang lebih baik. William ingin memanfaatkan kesempatan tersebut.

Alhasil, keduanya pun membuat sebuah kenangan manis yang baru. Di sisi lain, membuat para paparazzi sibuk mengabadikan kegiatan menyenangkan mereka tersebut. Namun, Rachel dan William sangat menikmati hari mereka. Terutama Rachel yang sudah lama tidak bersantai seperti itu.

"Kalau begitu makan yang banyak," ucap William sembari mengganti piring Rachel dengan piringnya. William secara jantan memotongkan daging premium yang ia masak, agar mudah disantap oleh Rachel.

Perlakuan manis, yang cukup menyentuh bagi Rachel. Saat menyantap makan malam tersebut, sebenarnya Rachel tidak fokus dengan santapannya. Pikirannya berkelana entah ke mana, membuat dirinya tidak sadar saat William menyeka noda makanan di sudut bibirnya. Perlakuan yang lagi-lagi menyentak jantung Rachel, dan membuatnya berdegup tak karuan.

Rachel berdeham dan berkata, "Kau juga nikmati makananmu."

"Aku rasa, hanya melihatmu makan dengan baik saja, sudah membuatku kenyang," ucap William sembari menyangga dagunya dengan salah satu tangannya. Ia benar-benar bersikap selayaknya menonton Rachel makan.

Rachel mengernyitkan keningnya. "Apa aku terlihat rakus hingga bisa dijadikan tontonan?" tanya Rachel benar-benar terlihat tidak senang.

William mengulum senyum dan mengulurkan tangannya untuk memberikan sentuhan selembut beledu pada pipi lembut Rachel. "Tidak. Kau tidak terlihat rakus. Kau terlihat cantik. Dengan kondisi apa pun itu," ucap William membuat pipi Rachel seketika memerah.

Seharusnya, seharusnya godaan seperti ini sama sekali tidak mempengaruhi Rachel. Sayangnya, William adalah anomali bagi Rachel. Dia selalu menjadi yang pertama bagi Rachel. Melihat ekspresi malu-malu Rachel tersebut, membuat William tanpa malu berkata, "Sepertinya malam ini aku harus menginap."







No More PainWhere stories live. Discover now