Sepasang Kekasih

1.6K 261 15
                                    

"Semoga harimu berjalan lancar," ucap William lalu menghadiahkan sebuah kecupan pada kening Rachel.

Ciuman lembut yang membuat beberapa wanita yang melihat interaksi tersebut menjerit tanpa suara. Meskipun sadar ada banyak mata yang melihat, Willian sama sekali tidak menghentikan aksinya. Rachel juga tidak menolak perlakuan tersebut. Keduanya telihat sama-sama menikmati interaksi manis tersebut. Seakan-akan keduanya memanglah pasangan kekasih yang saling mencintai.

Saat ini, keduanya tengah berada di gedung perusahaan di mana Rachel akan melakukan pertemuan antara semua orang yang terlibat dalam pembuatan film melakukan pertemuan. Hari ini, Rachel memiliki jadwal untuk melalukan perkenalan dan menerima naskah pertama. Ini adalah hari yang sangat membahagiakan bari Rachel. Karena ini kali pertama dirinya mendapatkan peran utama yang ia dambakan.

Namun, hari ini menjadi lebih spesial dengan William yang mengantar dirinya. Setidaknya itulah yang orang lihat. Karena kini, William dan Rachel memang tengah bersandiwara menjadi sepasang kekasih. Jangan berpikir jika Rachel melakukan hal ini dengan senang hati. Apalagi setelah apa yang William lakukan padanya. Hanya saja, Rachel tidak memiliki pilihan lain. Ada dendam yang harus ia balaskan, dan William satu-satunya orang yang bisa membantunya.

Karena itulah, untuk mengamankan posisinya. Rachel membuat kesepakatan tambahan dengan William. Ia akan menuruti semua rencana yang dibuat oleh William demi balas dendamnya, sekali pun mereka harus berpura-pura menjadi kekasih yang saling mencintai di hadapan semua orang. Namun, Rachel menolak kontak fisik berlebihan. Apalagi apa pun yang berkaitan dengan berbagi ranjang. Rachel menolaknya dengan keras.

William menyetujui hal tersebut. Karena itulah, kini Rachel dan William tengah berperan sebagai pasangan kekasih. Bahkan William yang terkenal sebagai seorang pengusaha dan publik figure yang tidak mau terekspose, dengan gamblang mengumumkan hubungannya dengan Rachel. Hal tersebut membuat Rachel dan William menjadi pusat perhatian.

Seakan-akan semua perhatian di Manhattan dan sekitarnya tertuju pada pasangan muda yang memukau ini. Dengan mudah posisi pasangan populer yang sebelumnya diduduki oleh Julia dan David tergeser begitu saja oleh keduanya. Rachel yang seorang aktris berbakat, tentu saja bisa memerankan perannya dengan baik. Ia memasang senyuma manis dan merapikan simpul dasi William.

"Hati-hati di jalan. Semoga harimu berjalan lancar," ucap Rachel.

William pun mengangguk. Ia segera beranjak pergi dengan menggunakan mobil yang dikemudikan oleh Sam. Sementara Rachel memasuki gedung dengan diikuti oleh Sisil sang manager yang menjaganya dengan sepenuh hati. Kedatangan Rachel sbebagai pemeran utama tentu saja disambut dengan hangat. Apalagi dengan status Rachel sebagai kekasih dari William, pengusaha yang sangat berpengaruh.

"Selamat pagi," ucap salah satu staf pada Rachel.

"Selamat pagi. Semoga harimu menyenangkan," jawab Rachel.

Rachel semakin populer dengan karakternya yang sangat hangat. Ia menjawab sapaan orang-orang dengan ramah, hingga ia sampai di ruangan rapat dan bertemu dengan orang-orang yang jelas tidak memiliki hubungan baik dengannya. Mereka tak lain adalah Julia dan David. Jika David berekspresi normal dan menyapa Rachel sewajarnya, maka Julia jelas-jelas menampilkan ekspresi tidak sukanya. Apalagi saat melihat Rachel duduk di kursi yang disiapkan untuk pemeran utama wanita.

"Selamat pagi, Senior. Mohon kerja samanya," ucap seorang aktor pendatang baru yang memang akan menjadi lawan main Rachel.

Rachel yang mendengar hal itu pun menoleh dan berkata, "Selamat pagi. Santailah, panggil namaku saja. Mari bekerja keras."

Aktor muda itu pun terlihat sangat senang. Sebelum beranjak duduk di tempatnya, ia pun berkata, "Ah iya, selamat untuk hubunganmu dengan Tuan Oxley. Aku menantikan wawancara eksklusif kalian."

Rachel pun tertawa. "Kami tidak akan melakukan wawancara apa pun mengenai hubungan kami. Itu terasa memalukan. Lagi pula, aku harus fokus dengan film kita ini," ucap Rachel lalu berbicang ringan sebelum acara dimulai.

Naskah pun dibagikan pada seluruh aktor dan aktris. Mereka mulai melakukan pembacaan pertama. Namun, Julia terlihat sangat tidak puas. Karena ternyata karakter yang ia perankan sangat sedikit kontribusinya dalam pergerakan alur. David yang menyadari suasana hati kekasihnya itu pun berbisik, "Perbaiki ekspresimu, Julia."

Julia menggigit bibirnya saat melihat Rachel yang terlihat begitu bersinar. Seakan-akan dirinya memang sudah berubah menjadi bintang yang paling bersinar di antara bintang yang lainnya. Tentu saja Julia merasa sangat iri. Karena seharusnya dirinyalah yang berada di posisi itu. Ia yang seharusnya menjadi bintang yang paling bersinar.

Jika saja Julia tidak ingin kalah dari Rachel, ia tidak mungkin mau mengambil peran pendukung seperti ini. Julia ada di sini untuk menunjukan bahwa semua orang sudah salah. Rachel tidak jauh lebih baik dari dirinya. Hal yang membuat Rachel sampai ke titik ini, hanyalah keberuntungan dirinya. Dan menjadi tugas Julia menghentikan keberuntungan gadis satu itu.

Julia lalu menoleh pada David dan tersenyum manis. Ia mengulurkan tangannya dan seakan-akan merapikan helaian rambut kekasihnya itu. Julia pun berbisik, "Kau mengenal diriku dengan baik, David. Aku, tidak pernah kalah. Aku akan merebut apa yang seharusnya aku miliki."

Benar, Julia sudah memiliki rencana. Ia sama sekali tidak ada di sana untuk menerima peran menyedihkan dengan suka rela. Julia datang untuk menghancurkan Rachel dan keberuntungannya itu. Julia akan menunjukan tempat yang pantas bagi gadis itu. Rachel harus kembali ke tempatnya yang sesungguhnya.

Sementara itu, di sisi lain ada seorang wanita yang melihat artikel mengenai William dan kekasih barunya. Tertulis jika kini William sang pengusaha tampan yang misterius dan sangat tertutup mulai terbuka perihal kekasihnya. Ada foto William dan Rachel yang begitu cantik dengan rambut cokelat madu serta netra birunya. Keduanya jelas-jelas terlihat sangat serasi.

Namun, wanita yang tengah mengamati artikel tersebut telihat mengernyitkan keningnya. Ia pun berbisik, "Kali ini pun, kau akan kehilangan wanita yang kau cintai, William. Karena sejak awal, kau memilih wanita yang salah."

Setelah itu, wanita itu pun meraih telepon yang berada di meja kerjanya dan berkata pada orang yang berada di ujung sambungan telepon, "Cari informasi sedetail mungkin mengenai Rachel Amberly Carter. Aku ingin informasi itu sebelum hari ini berakhir."

No More PainWhere stories live. Discover now