Kesempatan

1.3K 219 5
                                    

"Saat ini, seluruh pihak yang semula bekerja sama dengan dengan Julia Carter, sudah memutuskan kontrak dengannya. Semua pihak tampaknya tidak lagi bisa mempercayai Julia sebagai model atau brand ambassador mereka."

Rachel yang melihat berita tersebut hanya menatapnya dalam diam. Kini, ia tengah menyaksikan kehancuran Julia. Karir Julia seketika hancur dalam semalam. Namanya yang diagungkan selama ini, kini hanya disebut dalam pembicaraan buruk. Tidak ada lagi pujian baginya, hanya ada makian dan kutukan.

Hal tersebut tidak terlepas dari semua fakta buruk yang telah Julia lakukan. Selama ini, Julia yang menyebarkan kabar mengenai Rachel yang rela naik ke atas ranjang para sutradara demi mendapatkan peran utama. Padahal, sebenarnya Julia sendiri yang bertingkah seperti itu. Ia mendapatkan kepopuleran di antara para sutradara, karena ia menukarnya dengan tubuhnya. Selain itu, Julia juga membujuk para sutradara untuk memperlakukan Rachel selayaknya seorang aktris yang tidak berbakat.

Semua hal jahat itu membuat karir Rachel terhambat. Julia bahkan berulang kali membuat Rachel tertekan. Sementara Ivan sebagai orang tua tunggal, sama sekali tidak memberikan perhatian yang pantas untuk Rachel. Ivan secara terang-terangan pilih kasih, dan membenci Rachel karena menganggap Rachel adalah orang yang sudah membuat mendiang istrinya meninggal. Tentu saja semua orang menganggap keluarga itu tidak masuk akal. Semua simpati, kini tertuju pada Rachel seorang.

Sayangnya, Rachel sama sekali tidak merasa senang. Ia tertekan. Apalagi saat mengingat jika Julia mencela ibunya seperti itu. Rachel takut jika semua orang berpikiran yang sama dengan Julia. Mencela mendiang ibunya yang baik hati, padahal Rachel tahu karena ibunya sama sekali tidak melakukan kesalahan yang dituduhkan Julia.

"Jangan murung seperti itu," ucap William yang sejak kemarin terus saja menemani Rachel.

Semenjak memisahkan Rachel dengan Julia dalam pertengkaran hebat kemarin, William memaksa untuk menamani Rachel di apartemen. William tidak terlihat menggoda atau mengganggu Rachel, ia bahkan melakukan segala cara yang mungkin saja bisa membuat suasana hati Rachel membaik. Rachel tidak terlalu peduli dengan apa yang dilakukan oleh William. Ia membiarkan William melakukan apa pun yang ia inginkan. Toh, ini adalah apartemen William.

"Siapa yang murung?" tanya balik Rachel sembari mengubah posisi duduknya menjadi meringkuk di atas sofa.

William pun duduk di dekat kepala Rachel, dan mengubah posisi Rachel agar menggunakan pahanya menjadi bantalan. Rachel tampaknya tidak memiliki hasrat untuk melakukan pertengkaran biasanya dengan William. Rachel juga membiarkan William yang kini memainkan helaian rambutnya yang lembut. "Siapa pun pasti sepakat denganku, jika saat ini kau tengah memikirkan nasib ayah dan kakakmu," ucap William.

Rachel pada akhrinya tidak mengelak apa pun. Ia hanya terdiam dan membiarkan suasana seperti itu. Tak lama William pun berkata, "Tidak perlu mencemaskan apa pun, Rachel. Percayalah padaku. Jika apa pun yang terjadi, adalah harga yang perlu mereka bayar atas apa yang sudah mereka perbuat."

Rachel yang semula terdiam dan menyimak perkataan William, Rachel pun bertanya, "Apa kau yang melakukan semua itu pada mereka?"

"Jika iya, apa yang terjadi?" tanya William membuat Rachel berbaring terlentang.

Kini, keduanya saling bertatapan, dengan posisi William yang menunduk di atas wajahnya. "Jika iya, maka kau benar-benar seorang monster," jawab Rachel dengan nada datar.

William terdiam sebelum tersenyum dan berkata, "Sepertinya, aku lebih senang jika mendapatkan panggilan seorang monster seksi dan tampan darimu."

"Jadi, kau benar-benar melakukan hal itu?" tanya Rachel dengan nada serius.

William mengangguk tanpa ragu. "Mereka perlu mendapatkan pelajaran, Rachel. Dan aku akan lebih puas saat memberikan pelajaran dengan tanganku sendiri," ucap William membuat Rachel merinding bukan main. Karena Rachel menyadari bahwa William bisa melakukan apa pun untuk mencapai keinginannya.

No More PainWhere stories live. Discover now