Malam Kedua 21+

2.5K 283 5
                                    

Bacanya jauh2 dari anak2 dan buibu ya. Wkwk
Selamat membaca😘



.

.

.





Ciuman Rachel dan William semakin dalam. Kini, William bahkan menekan pungung Rachel dengan cukup kuat. Hal tersebut membuat tubuh keduanya menempel begitu erat. William melilit Rachel, memastikan jika wanita dalam pelukannya sama sekali tidak terlepas. Baik William mapaun Rachel terlihat sangat menikmati ciuman yang menjadi ciuman pertama setelah pertemuan mereka di club malam dan berakhir di atas ranjang dengan kegiatan yang panas.

Sadar atau tidak, kini tubuh Rachel maupun tubuh William sama-sama tengah menjerit. Menjerit kegirangan karena mereka bisa merasakan sensasi yang diam-diam sudah membuat mereka kecanduan. Sensasi memabukan yang rasanya tidak akan mudah mereka rasakan. Hanya dengan orang yang tepat, mereka bisa mendapatkan sensasi tersebut.

Rachel tersadar dengan apa yang ia lakukan dan segera mendorong bahu William dengan kasar. Tanpa banyak kata, Rachel turun dari mobil tersebut dan menghentikan taxi. William yang sebelumnya terlalu larut dalam ciuman yang menyenangkan dengan Rachel, terlihat terlambat untuk bereaksi. William kehilangan Rachel yang sudah pergi, tetapi ia terlihat tenang.

William mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang. "Pastikan Rachel sampai dengan selamat di apartemennya," ucap William lalu mematikan sambungan telepon begitu saja.

William memejamkan matanya dan bersandar dengan santai, sebelum terkekeh pelan. Ia menyentuh bibirnya sendiri dan bergumam, "Manis."

Sementara kini Rachel sudah sampai di apartemennya dan bersandar pada pintu apartemen dengan memegangi dadanya. Rachel masih bisa merasakan degupan tidak normal jantungnya saat ini. "Dasar gila!" seru Rachel sembari memukul keningnya sendiri.

Terlihat dengan sangat jelas bahwa saat ini Rachel terlihat sangat gugup atas apa yang sudah ia lakukan. Rachel jelas-jelas membalas ciuman William, dan hal itu adalah hal gila yang sudah Rachel lakukan. Hal tergila kedua yang ia lakukan setelah tidur bersama dengan pria itu. Jelas, tidur dengan pria asing hingga kehilangan kegadisannya adalah hal tergila yang pernah Rachel lakukan.

Rachel menggelengkan kepalanya. "Ini hanya hal gila yang terjadi karena kesalahan," ucap Rachel.

Namun, tanpa sadar Rachel menyentuh bibirnya yang merah merona. Rasanya, Rachel masih bisa merasakan sentuhan bibir lembut dan hangat milik William di permukaan bibirnya. Sentuhan yang rasanya membuat sesuatu bangkit dalam diri Rachel. Lalu tiba-tiba sekelabat ingatan datang dan memenuhi benak Rachel. Itu adalah ingatan di mana Rachel berada di bawah tindihan William.

Tubuh Rachel merinding bukan main. Saat dirinya seakan-akan merasakan sentuhan tangan William yang begitu nyata di permukaan kulitnya, disusul dengan sentuhan-sentuhan lain yang membuatnya mengerang. Rachel jatuh terduduk di depan pintu apartemennya dan menatap kosong. "A-Apa ...?"

Rachel sama sekali tidak bisa melanjutkan perkataannya. Karena itu jelas-jelas ingatannya dari malam yang sangat disesali oleh Rachel. Wajah Rachel memerah saat sadar jika malam itu dilalui dengan begitu panas olehnya dan William. Malam itu, ia dan William seakan-akan berlomba membuktikan siapa yang lebih liar di antara mereka. Rachel sama sekali tidak habis pikir, bagaimana bisa dirinya bertingkah seperti itu? Ini jelas membuktikan bahwa ia harus menjauhi alkohol.

Saat tiba-tiba Rachel mengingat dengan jelas lekuk tubuh seksi William, Rachel mengipasi wajahnya yang memerah dan memaki, "Dasar tidak tahu malu! Sembunyikan tubuh seksimu itu!"

***

Tepat jam setengah sebelas malam, William kembali memasuki apartemen milik Rachel dengan leluasa. William yakin jika Rachel sudah tidur dengan lelap. Selain ini sudah jam tidur Rachel, semua lampu di apartemen juga sudah padam. Itu artinya Rachel memang sudah tidur. Karena Rachel selalu tidur dalam keadaan lampu padam.

Bisa terlihat jika William memang sudah sangat memahami kebiasaan Rachel dengan baik. Seakan-akan keduanya sudah saling mengenal dalam waktu yang lama. Padahal, pertemuan pertama mereka tidak lebih dari empat bulan yang lalu. Itu pun juga bukan pertemuan yang terlalu baik. Karena Rachel tengah mabuk, tanpa sengaja menggoda William, dan berakhir di atas ranjang pria seksi itu.

William beranjak berniat masuk ke dalam kamar Rachel. Namun begitu dirinya berniat membuka pintu kamar Rachel, pintu itu sudah lebih dulu terbuka dan membuat William mematung. Rachel yang membuka pintu kamarnya juga ikut mematung sebelum sedetik kemudian menjerit. Tentu saja Rachel ketakutan setengah mati.

Namun, William segera mengambil langkah. Ia membekap bibir Rachel hingga wanita cantik itu terpaksa mengambil langkah mundur dan terbaring di atas ranjangnya. "Sst, ini aku, Rachel," bisik William lembut menenangkan Rachel.

Namun, Rachel tetap berontak bahkan menggigit telapak tangan William dengan sangat jengkel. Saat itulah Rachel memutuskan untuk melepaskan tangannya dan seketika Rachel bertanya dengan nada tinggi, "Kenapa kau ada di dalam rumahku? Apa yang kau lakukan di sini?!"

Sayangnya, William yang saat ini setengah menindih Rachel, sama sekali tidak mendengar perkataan perempuan cantik itu. Kini ia malah mengamati wajah cantik itu. Posisi tersebut membawa ingatan masing-masing bagi keduanya. Ingatan mengenai malam bergairan yang membuat keduanya berbagi ingatan yang menyenangkan dan begitu panas. Seketika wajah Rachel memerah dan kehilangan kewaspadaannya.

Melihat tingkah manis Rachel, William pun menebak dengan tepat, "Kau sudah mengingatnya."

Rachel yang mendengar hal itu pun berkedip panik. "A-Apa maksudmu?" tanya Rachel sembari berniat untuk mendorong William menjauh.

Sayangnya, William segera menahan kedua tangan Rachel di kedua sisi tubuhnya. William menunduk dan berbisik tepat di hadapan bibir lembut Rachel, "Kau jelas mengerti dengan apa yang aku maksud, Rachel. Aku tengah membahas malam panas penuh gairah yang kita lewati.

"Aku tidak mengingat apa pun, jangan mengatakan omong kosong!" teriak Rachel bersikukuh.

William yang mendengar hal itu pun menyeringai. "Kalau begitu, aku hanya perlu membuatmu mengingatnya," ucap William lalu tiba-tiba menciup puncak dada Rachel yang membayang di balik gaun tidur yang ia kenakan.

Rachel tentu saja menjerit terkejut. Namun, tubuhnya ternyata bereaksi berkebalikan dengan apa yang ia inginkan. Tubuh Rachel jelas-jelas menjerit kegirangan akan semua sentuhan penuh goda yang diberikan oleh William. Malam itu, Rachel tidak bisa menolak sentuhan penuh gairah itu. Rachel dan William pada akhirnya tenggelam dalam permainan gairah yang memabukan tersebut. Itu menjadi malam panas kedua yang dilalui oleh Rachel dan William. Malam yang mengubah hubungan keduanya untuk sepenuhnya.

No More PainWhere stories live. Discover now