Gugup

659 100 23
                                    

Tatapan hyun tak pernah lepas dari wajah irene sepanjang mereka keluar dari rumah sakit. Bahkan kaki irene mulai terasa lemas lantaran ia harus menuruni anak tangga dari lantai 9 rumah sakit itu. Melewati tangga darurat memang pilihan paling aman untuk membawa irene keluar dari sana tanpa orang-orang bisa melihatnya.

Ia pun menyerah. Irene pun memilih duduk di sana, tangisannya pun tumpah saat itu. Ia tidak menyalahi perasaan lisa atau pun sehun. Ia justru menyalahi perasaannya sendiri, tidak seharusnya ia mulai menaruh hati pada sehun dan berharap banyak pada hubungannya. Toh memang seharusnya bukan seperti ini akhirnya, awal irene menyutujui perjodohan ini lantaran ia pikir ia akan bersama chanyeol, nyatanya ia harus terjebak dalam percintaan konyolnya.

Bersama sehun selama ini membuat hatinya mulai berjalan ke arah sehun, hidup bersama lelaki itu membuat irene benar-benar menikmati perannya sebagai istri hingga ia tanpa sadar mulai terbiasa dengan kehadiran lelaki itu.

"Nona baik-baik saja?" Tanya wook yang memang berdiri di belakang irene.

"Kau turun lebih dulu saja, siapkan mobil. Biar nona disini dulu bersamaku!" Perintah hyun pada wook. Lelaki muda itu hanya mengangguk kemudian memilih turun untuk menyiapkan mobilnya tepat di belakang rumah sakit seperti perintah hyun saat mereka memutuskan jalan tikus ini.

Tak bertanya pada irene tentang keadaannya. Hyun malah ikut duduk di samping irene tanpa suara. Ia tahu alasan irene merasa rapuh seperti ini, andai ia punya hak untuk memberitahu soal kejadian ini pada sehun, mungkin hyun sudah menghubungi lelaki itu.

Sadar kalau sedari tadi hyun hanya diam, irene pun menoleh pada lelaki itu dengan wajah yang kebingungan. "Kau tidak bertanya padaku kenapa aku seperti ini?" Tanya irene di sela-sela tangisnya.

Sejujurnya hyun ingin tertawa. Kenapa irene sempat-sempatnya memberikan pertanyaan itu padanya. "Nona pasti punya alasan menangis sekarang. Dan aku tidak ingin membuat nona terbebani untuk menjawab pertanyaanku. Karena aku tau kalau sekarang mungkin nona sedang tidak baik-baik saja!" Seru hyun yang kembali membuat irene menangis.

"Terimakasih hyun. Ee.. kau punya tisu?" Irene merogoh tasnya seperti sedang mencari sesuatu.

"Aha.." hyun tak sadar kalau dirinya akhirnya tertawa. "Ah maaf!" Sahut hyun segera ketika irene menatapnya sebal.

"Ee.. mungkin ini bisa nona pakai!" Hyun membuka dasinya dan menyerahkan ke irene.

Irene mengerutkan dahinya heran, "jorok!" Ucapnya namun dasi itu tetap di ambil irene. Ia tidak mungkin keluar dari sini dengan wajah berantakan, terlebih kebiasaan irene jika menangis adalah cairan di hidungnya ikut keluar.

Lagi-lagi hyun tersenyum kecil melihatnya, irene sukses membuat hati hyun berbunga-bunga meskipun dalam kondisi irene yang jauh dari kata anggun siang ini.

*-*

Lisa terus saja menampilkan senyum indahnya kala melihat sehun yang sedang memotongkan buah untuknya. Wajahnya masih terlihat pucat, tapi kehadiran sehun sore ini membuat kondisinya membaik.

Setelah buah pir itu selesai sehun potong, ia segera meletakan piringnya di depan tubuh lisa. "Makanlah. Kau harus segera sembuh!" Ucap sehun penuh perhatian.

"Terimakasih sehun!" Lisa mengambilnya dan memasukan potongan buah pir itu ke mulutnya.

"Apa tadi irene kesini?" Tanya sehun sembari menatap lisa lurus. Wajah semringah lisa pun luntur. Kenapa pertanyaan sehun merusak suasana hatinya.

"Ya.." jawab lisa singkat.

Sehun memperhatikan dua buah tentengan besar di pojok ruangan samping sofa. "Apa itu dari irene?" Tunjuk sehun pada dua kantong besar itu.

The Royal WeddingWhere stories live. Discover now