Terungkapnya Rahasia

767 102 31
                                    

Entah sudah gelas keberapa chanyeol menenggak air mineral di hadapannya. Meskipun pikirannya kacau, chanyeol jelas tau kalau dirinya dilarang minum alkohol jika sedang di luar, dari pada membuat masalah kalau sampai ia mabuk, lebih baik ia kembung dengan air putih. Pikirnya.

Keputusan rose mengakhiri hubungan mereka sama sekali tidak membuat chanyeol merasa kehilangan. Bahkan ia merasa sekarang bebannya berkurang, bukankah chanyeol jahat? Itu lah yang selalu ada di pikirannya.

Seungwan yang baru saja tiba langsung menatap lelaki itu bingung, kenapa chanyeol seperti kehilangan nyawa hari ini. Ia bahkan tak menyadari seungwan sudah duduk disampingnya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya seungwan seraya menyentuh pundak chanyeol. Akhirnya chanyeol sadar kalau seungwan sudah tiba.

"Kau sudah datang?" Seru chanyeol lemas.

Seungwan hanya bisa menatapnya aneh, ia lalu memajukan wajahnya dan menyentuh dahi chanyeol. "Kau tidak sedang sakit kan?"

Chanyeol terkekeh mendengarnya, ia kemudian mengambil tangan seungwan dan meletakannya kembali di meja. "Aku baik-baik saja. Hanya ada sedikit masalah!" Ucap chanyeol yang enggan jujur dengan seungwan.

"Kau ingin cerita denganku ?"

"Hmm.. tidak sekarang!" Chanyeol menggeleng lemah. Ia hanya ingin memastikan hatinya lebih dulu sebelum ia yakin untuk mengatakan pada semua orang yang dikenalnya, kalau chanyeol sudah berpisah dengan kekasihnya.

"Baiklah, aku tidak akan memaksa! Tapi aku tidak ingin melihat wajahmu seperti ini. Kau mau ikut aku?" Keceriaan seungwan sedikit membuat perasaan chanyeol membaik. Lelaki itu hanya mengangguk.

"Ayoo.." seungwan langsung menarik lengan chanyeol dan bergegas menuju tempat yang seungwan harap bisa membuat chanyeol lupa dengan masalahnya.

Baru saja setengah jam di tempat karaoke, chanyeol sudah dapat tertawa terbahak-bahak. Seungwan sukses membuat lelaki itu bersemangat kembali, gaya seungwan bernyanyi di mata chanyeol seperti sedang melawak. Apalagi seungwan benar-benar tidak peduli jika dirinya terlihat jelek. Sifat cueknya membuat chanyeol pun ikut mengambil mic, memutar lagu dan bernyanyi sambil bergoyang seperti orang kesurupan.

Tentu saja seungwan senang melihat chanyeol sudah kembali seperti semula. Usahanya tidak sia-sia. Sampai akhirnya mereka benar-benar lelah dan memilih duduk bersandar, sesekali mereka tertawa kala mengingat betapa gilanya mereka baru saja.

"Besok aku akan menjemputmu!" Seru chanyeol di sela-sela nafasnya yang kelelahan.

"Kau sungguh mengajak ku?" Sampai detik ini, seungwan masih tidak percaya dengan ajakan chanyeol. Meskipun ia tau lelaki itu sedang tidak main-main.

"Memangnya siapa lagi yang bisa ku ajak! Jika ada sesuatu hal yang akan membuatmu terkejut nanti. Kau janji ya jangan menjauhi ku!" Chanyeol mengatur posisi duduknya, menatap seungwan penuh harap.

Kening seungwan mengerut tanda ia bingung, gadis itu pun ikut duduk menatap chanyeol lurus. Ia memberikan jari kelingkingnya kehadapan chanyeol. "Aku janji akan berada di sampingmu apapun masalahmu!" Ucap seungwan tulus. Meskipun ia tak tahu apa maksud ucapan chanyeol, tapi seungwan memang sudah terperangkap dalam sebuah ruangan, ruangan yang penuh dengan chanyeol. Meskipun ia tahu mereka hanya sebatas teman, tapi rasa ingin membebaskan diri pun sepertinya sulit, dan seungwan memutuskan untuk menikmatinya sendiri. Mau itu kesenangan atau pun kesakitan, seungwan akan menanggungnya. Ini keputusannya.

*-*
Undangan ulangtahun sehun sudah di terima lisa, gadis itu hanya menatapnya tanpa membuka isinya. Kenangan-kenangan merayakan ulangtahun sehun di tahun-tahun sebelumnya pun berputar di kepalanya. Dimana lisa begitu bahagia kala mengerjai sehun, makan malam bersama sambil berbincang dan tertawa. Lisa ingin kembali ke masa-masa itu.

The Royal WeddingWhere stories live. Discover now