Confession of love

782 117 83
                                    

Semangkuk bubur sudah hampir habis dimakan irene, bagaimana tidak habis kalau sehun sendiri yang menyuapi irene meskipun gadis itu sudah merasa kenyang dan meminta sehun untuk berhenti. Katanya "kau itu harus banyak makan biar tidak gampang sakit!"

Mau tidak mau irene menuruti perintah suaminya itu yang kini sedang memberi irene minum. "sudah ya makannya. Aku sudah kenyang!" Mohon irene yang masih duduk di atas kasurnya.

"Yasudah. Kalau begitu kau minum obatnya ya" mangkuk yang ada di tangan sehun kini berpindah ke tangan pelayan kim. Setelah sehun memberikan irene obat, lelaki itu masih tak beranjak juga dari duduknya membuat irene bingung.

"Kenapa?"tanya sehun heran.

"Kenapa kau masih disini? Kau juga harus istirahat!"

Sehun hanya menggeleng kecil. Lelahnya tak sebanding dengan rasa kecewa irene jika irene tau apa yang sehun lakukan di jepang bersama lisa. Ia ingin 24 jam bersama irene sekarang. Menebus rasa bersalahnya pada irene.

"Kau tidak usah mengkhawatirkan ku. Aku baik-baik saja kok. Sudah ya, sekarang kau tidur!" Sehun menarikkan selimutnya sampai dada irene.

"Aku juga sudah lebih baik sehun. Aku ingin duduk di depan!"

"Tidak irene, udaranya dingin di luar. Lagi pula infus mu belum habis! Kata dokter kang, kau harus benar-benar istirahat jika ingin cepat sembuh!" Begitu bawelnya sehun hingga membuat irene terkekeh tak percaya. Lelaki yang ia pikir pendiam ini nyatanya berbeda, cerewetnya melebihi irene jika merawat orang sakit. "Kenapa tertawa? Aku sedang tidak bercanda!" Omelnya lagi.

Irene hanya tersenyum simpul, mengambil tangan sehun dan ia genggam tangan itu. "Aku hanya tidak percaya ini dirimu! Selain perhatian, kau galak juga!" Seru irene asal membuat sehun kesal.

"Kak irene!" Suara yerin membuat pasangan itu langsung menatap yerin yang baru saja tiba.

Tanpa memperdulikan sehun, ia langsung menggeser tubuh sehun sedikit kebelakang sebelum akhirnya ia yang duduk disana. "Kakak baik-baik saja kan ? Apa yang sakit?" Tanya yerin yang begitu khawatir pada irene, kakanya.

"Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu berlebihan seperti ini!" Irene yang melihat adiknya langsung terduduk dan menatap yerin penuh rindu, pasalnya sejak ia menikah dengan sehun mereka jadi jarang bertemu dan hanya sesekali berkomunikasi lewat telepon.

"Ah syukurlah. Aku, ayah dan ibu sudah panik mendengarmu sakit!" Yerin menarik nafas lega, kini matanya mulai mengelilingi sekitar kamar irene, ini pertama kalinya yerin memasuki kamar kakaknya. "Kemana suami mu kak?" Tanyanya polos.

Irene hanya tertawa kecil mendengar pertanyaan adiknya yang memang kadang aneh. "Itu di belakangmu!" Tunjuk irene ke arah tubuh sehun yang hanya diam melihat hebohnya adik irene itu.

Yerin segera menoleh kebelakang, tak ada senyum di wajah sehun sama sekali hingga membuat yerin jadi salah tingkah. "Ah, maaf aku tidak tau kalau kak sehun ada disini!" Yerin segera berdiri dan membungkuk hormat menyapa kakak iparnya.

Sehun menepuk bahu yerin sebelum akhirnya ia mau membuka suaranya. "Lain kali kau harus memperhatikan sekitarmu. Kau tau kan kalau kakak mu sedang sakit, bagaimana kalau tadi itu dia sedang istirahat dan suara cempreng mu itu mengganggunya tidur?" Omel sehun pada yerin yang hanya bisa menunduk lemas sedangkan irene hanya tertawa kecil melihat adiknya yang jadi kena omel sehun.

"Iya maaf kak!" Seru yerin lemas.

"Sudah tidak apa-apa yerin. Kau juga jangan berlebihan deh!" Kini irene mencoba menengahi mereka.

"Aku tidak berlebihan irene. Aku hanya khawatir kalau kamu...."

"Ada apa ini kok ribut-ribut?" Suara yoona membuat mereka bertiga menjadi fokus padanya. Dari pintu kamar irene dan sehun, yoona berjalan bersama tuan bae dan nyonya bae yang hari ini ingin menjenguk putrinya yang sedang sakit.

The Royal WeddingWo Geschichten leben. Entdecke jetzt