kesan pertama

702 102 1
                                    

Irene membanting tubuhnya ke tempat tidur setelah ia dan keluarganya sudah kembali kerumah. Ia menutup matanya, nafasnya cepat dan bayangan wajah sehun berputar di kepalanya. Lelaki tampan itu bahkan tak pernah sedikitpun tersenyum padanya. Irene sama sekali tak menyangka kalau ia akan menikahi sehun.

Pintu kamar irene terbuka dan tak lama wajah yerin terlihat. Gadis itu kemudian duduk di tepi kasur irene, melihat kakaknya yang sepertinya nampak frustasi. Yerin hanya terkekeh kecil, mentertawakan kakaknya yang malang.

"Kau memikirkan pangeran sehun ya ?" Ledek yerin.

"Diam kau. Issshh.." irene menutup wajahnya. Irene memang sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau apapun yang terjadi nanti, ia akan menerimanya. Tapi ternyata sulit.

"Padahal yang kau pilih pangeran chanyeol" lagi-lagi yerin bersuara.

"Aku memilihnya asal saja" jawabnya singkat. Lagi-lagi yerin terkekeh.

"Kak. kau tidak perlu berbohong lagi padaku. Aku sudah tahu semuanya!" Yerin berdiri, berjalan mendekati meja kerja irene lalu mengambil buku lukis irene. Gadis SMA itu membukanya. "Ini pangeran chanyeol kan ?"

Irene segera bangun lalu merebut buku lukisnya

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Irene segera bangun lalu merebut buku lukisnya. "Tidak sopan kau membuka-buka barang kakak!" Irene nampak panik, pasalnya tidak ada yang tahu bagaimana perasaannya kecuali, joy.

"Maaf aku tidak sengaja melihatnya. Aku tahu kakak itu menyukai pangeran chanyeol, makanya kau menerima perjodohan ini bukan ? Pasti kau mengira akan menikah dengan pangeran chanyeol ?"

Irene hanya diam, memang benar. Irene menerima perjodohan ini karena chanyeol. Tapi..."sebaiknya kau tidak memberitahu siapa-siapa. Kakak tidak apa-apa, lagian kau sendiri kan yang bilang. Mau itu pangeran chanyeol atau pangeran sehun mereka sama-sama tampan. Tidak rugi kan ?" Irene memaksakan diri untuk tersenyum. Namun yerin tahu, ada kegelisahan di hati irene, apalagi melihat sikap sehun yang dingin membuat yerin sadar kalau pangeran sehun tidak seramah pangeran chanyeol.

"Kakak harus cerita sama aku apapun yang terjadi!" Yerin memeluk irene dari samping. Irene yang melihat adiknya begitu khawatir padanya hanya bisa tersenyum tipis.

"Dasar anak kecil. aha.. baiklah, kakak mengerti" irene pun membalas pelukan yerin.

Joy menarik tangan irene memasuki cafe tempat biasa joy berkumpul bersama teman-temannya. Joy ini sahabat irene sejak SD sampai SMP dan mereka harus berpisah ketika SMA. Dimana waktu itu irene memilih melanjutkan jenjang SMAnya di italia sekaligus berkuliah disana. Sepulangnya dari itali, irene sempat kaget dengan aktivitas joy selama ini, ya seperti sekarang ini. Joy menjadi anak band, walaupun bukan band terkenal, tapi joy menjadi pengisi panggung tetap di cafe tak mewah seperti ini.

"Kau tunggu sini ya, aku menyapa teman-teman ku dulu!" Ucap joy setelah menyuruh irene duduk.

Irene hanya mengangguk. Memperhatikan joy berjalan mendekati segerombolan orang disana, salah satu dari mereka sukses mencuri perhatian irene. Bukan karena ketampanannya, melainkan karena gaya eksentrik lelaki jangkung itu membuat irene tertawa.

The Royal WeddingOù les histoires vivent. Découvrez maintenant