Scene 33 || RLBK

1.2K 122 4
                                    

Alhamdulillah sudah sampai di part ini. Terima kasih atas segala bentuk dukungannya. Jangan lupa untuk meninggalkan jejak. Semoga cerita ini lancar sampai ending. Terima kasih.

Selamat membaca!

Selamat membaca!

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

🎬🎬🎬

Diamond Real Estate
No. 25
Atmaja's Family.

Asyilla terbangun dari tidurnya. Gadis itu bangun terlalu dini pagi ini. Ia dapat melihat Algebra yang tertidur di sofa kamarnya. Asyilla ingat jika semalam ia bolak-balik ke kamar mandi untuk memuntahkan semua isi perutnya.

"Lo udah bangun," ujar Algebra dengan suara serak khas orang bangun tidur. Pria itu mengucek matanya. Ia turun dari sofa, memakai sandalnya dan menghampiri ranjang Asyilla. Pria itu duduk di pinggir ranjang Asyilla. Tangannya tergerak untuk membuka laci nakas Asyilla. Algebra memberikan sebutir obat dan segelas air putih kepada Asyilla. Tentu gadis itu mengambil dan meminumnya.

"Lo nggak perlu nganterin Milo kalo masih sakit. Nanti biar gue hubungin Felly buat tunda meeting hari ini," ucap Algebra. Asyilla menggelengkan kepalanya cukup kencang.

"Gue udah janji sama Milo, Bang. Jangan suka batalin janji ke anak kecil, ih!" sahut Asyilla. Algebra menghela napasnya.

"Ya udah kalo itu mau lo. Nanti kalo ada apa-apa langsung telfon gue aja. Gue nggak percaya sama Dion. Cowok kok nggak ada tanggung jawabnya, ke mana dia waktu lo butuh," sindir Algebra. Asyilla hanya bisa diam. Gadis itu tak ada alasan untuk membela Dion kali ini.

"Iya, nanti gue telfon lo," balas Asyilla. Algebra tersenyum puas. Ia mengelus kepala Asyilla sebelum keluar dari kamar itu.

Asyilla menghela napasnya. Ia masih memikirkan setiap raut kepanikan Nevada waktu di kafe semalam. Bahkan, jika diperhatikan lebih, Dion tak pernah menampakkan raut kepanikan seperti itu. Bahkan, raut bersalah jika membatalkan janji secara sepihak pun jarang.

"Gue ini kenapa, sih?!" gerutunya. Gadis itu memilih untuk segera mandi dan mengantarkan Milo ke sekolah.

🎬

Asyilla sudah siap dengan setelan serba jeans miliknya. Gadis itu juga memakai sneakers bukan heels. Ia terlihat bercermin di depan cermin tegak yang memperlihatkan ujung kaki sampai kepalanya. Asyilla menyemprotkan sedikit parfum ke bajunya.

"Perfect!" cetus gadis itu ketika melihat dandanannya di cermin.

Suara ketukan pintu membuat Asyilla menyudahi kegiatan bercerminnya. Gadis itu berlari menuju pintu kamarnya. Di balik sana ada Elena.

SHOOT ON ME [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ