Scene 17 || Titik Merah Pembawa Bencana

1.6K 138 4
                                    

Alhamdulillah sudah sampai di part ini. Terima kasih atas segala bentuk dukungannya. Jangan lupa untuk meninggalkan jejak. Semoga cerita ini lancar sampai ending. Terima kasih.

Selamat membaca!

Selamat membaca!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🎬🎬🎬

Diamond Real Estate
No. 25
Atmaja's Family.

Tirai-tirai itu terbuka lebar. Duduk di balkon, secangkir teh hangat, majalah, dan tak lupa kaki yang disilangkan. Matanya terpejam, udaranya tak seperti kemarin. Hari ini ia merasakan lagi polusi kota Jakarta. Ia mencoba memejamkan matanya, menikmati udara pagi yang terhirup.

Baru 3 menit, teriakan melengking membuyarkan konsentrasinya akan nikmatnya pagi. Asyilla mendengus, pasti Sarah akan mencari gara-gara lagi. Gadis itu bangkit dari duduknya, ia kembali ke dalam kamarnya.

"C'mon, Ma. Sisil cuma mau rileks, kenapa sih diganggu mulu?" protes Asyilla.

"Mama nggak akan teriak-teriak kalo kamunya sadar diri. Udah jam berapa ini? Nevada udah nungguin kamu loh dari tadi, Mama pikir kamu mandi," balas Sarah yang sudah naik pitam.

"Ha? Nevada di sini? Ngapain? Lagian, ya, Ma ini masih pagi banget. Ya kali mau berangkat sekarang? Lagian Bang Algebra juga belum berangkat," sangkal Asyilla.

"Nevada ke sini sama Chanel. Mau ngajakin kamu nganter Chanel dulu kali. Kalo iya, sekalian sama Milo. Mama udah mandiin anaknya tadi, hari ini Mama ada jadwal hangout sosialita," jelas Sarah. Begitulah Nenek modern ini, selalu saja tak mau mengalah kalau sudah urusan dengan sosialita.

"Ya udah, deh. Suruh nunggu lagi aja, aku mau ganti baju, udah mandi tadi pagi," balas Asyilla final. Gadis itu sudah tak mau berdebat dan merusak mood paginya.

Asyilla memilih memakai rok jeans warna putih dengan atasan sweater berwarna mustard. Tak lupa sepatu boots warna hitam yang memiliki hak setinggi 5 cm kesukaannya. Barang-barangnya ia masukan ke dalam sling bag miliknya.

Asyilla menuruni tangga, gadis itu bisa melihat Nevada yang tengah mengobrol santai dengan Ayahnya, sedangkan Milo dan Chanel asyik memandangi ikan cupang kebanggaan Milo.

"Tuh Asyilla!" tunjuk Mario kepada Asyilla yang sudah menuruni anak tangga terakhir. Asyilla berjalan mendekati sofa ruang tamu.

Melihat targetnya sudah datang, Nevada langsung meminta izin untuk berangkat. Toh, sebentar lagi anaknya harus sudah di sekolah.

"Ya udah, Om. Kalo gitu saya pinjam gadis Om dulu, nanti saya pulangkan dengan selamat," ucap Nevada terdengar bergurau. Mario membalas jabatan tangan Nevada, kedua lelaki itu terkekeh, seakan lupa jika Asyilla melongo tak tahu apa-apa.

SHOOT ON ME [END]Where stories live. Discover now