Scene 9 || Teka-Teki

2.3K 210 13
                                    

Alhamdulillah, udah sampai part 10 hiks srot. Semakin ke sini judul part semakin aneh. Oke nggak apa-apa, yang penting isinya nggak aneh-aneh. Aamiin. Terima kasih untuk yang sudah mendukung karya ini.

Selamat membaca!

Selamat membaca!

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

🎬🎬🎬

Diamond Real Estate
No. 25
Atmaja's Family.

Balkon adalah tempat ternyaman untuknya menyesap kopi di pagi hari. Kedua matanya ia pejamkan, membiarkan sang angin melewati dirinya. Hidungnya mendengus, mencoba membuang segala penat dalam pikirannya.

"Chanel butuh sosok ibu, Tan. Tapi aku belum siap menjalin hubungan lagi, setelah insiden itu terjadi. Aku nggak mau menjadi suami yang gagal lagi, Tan," gumam lelaki itu. Di dalam dirinya yang kokoh, ada hati yang terlalu rapuh. Hati yang telah terpatahkan separuh.

Lelaki itu meletakkan cangkirnya. Kedua tangannya berpegangan erat pada tepi balkon. Meremas kuat besi-besi itu guna melepas amarahnya. Lelaki itu memejamkan matanya kuat, menahan agar dirinya tak berteriak.

"Papa? Papa baru pulang?" tanya Bintan ketika melihat ayah mertuanya baru memasukki rumah. Hari sudah larut malam, bahkan menunjukkan tengah malam. Bintan kala itu kebetulan bangun untuk mencari minum.

"Papa? Papa kenapa, Pa?" tanya Bintan lagi, kali ini ibu muda itu menghampiri ayah mertuanya.

"Papa mabuk?" tanya Bintan sekali lagi, tapi tetap tak mendapat jawaban dari Jefri. Pria paruh baya itu memang mabuk, banyak sekali masalah atas pemasukkan hotelnya tiga bulan ini yang semakin menurun. Pun ditambah investor yang mencabut sahamnya.

Jefri yang dikuasai iblis itu, menatap Bintan dengan berbeda. Pria yang dipenuhi nafsu itu mendorong menantunya sampai tubuh Bintan terbentur pinggir tangga. Ya, keduanya tadi sudah sempat menaiki anak tangga itu.

"Papa mau ngapain?!" sentak Bintan melihat mata Jefri yang mengabu, tanda pria itu dikuasai nafsu yang menggebu. Tubuh Jefri mencondong ke arah Bintan, sampai hampir saja kedua bibir itu bertautan.

"Papa!" seru lelaki dengan pakaian tidurnya. Lelaki itu buru-buru menuruni tangga dengan perasaan yang kesal, marah, dan hancur. Lelaki itu menarik kerah leher Jefri tanpa peduli jika yang tengah dilawannya adalah ayahnya sendiri. Lelaki itu memukul wajah Jefri dengan ganas, sampai Bintan pun berteriak dan ikut melerai mereka. Namun, takdir malah membawa Bintan jatuh dari anak tangga. Kondisinya yang tengah hamil membuatnya langsung jatuh pingsan.

"Bintan!" teriak Nevada kala itu. Nevada langsung melepas kerah itu, lalu berlari menuju Bintan. Setelah itu, Avril, Sephora, dan juga Pandora ikut keluar karena teriakan keras itu. Ketiga perempuan itu menutup mulutnya rapat-rapat.

SHOOT ON ME [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz