Scene 18 || Paket Salah Alamat

1.6K 154 1
                                    

Alhamdulillah sudah sampai di part ini. Terima kasih atas segala bentuk dukungannya. Jangan lupa untuk meninggalkan jejak. Semoga cerita ini lancar sampai ending. Terima kasih.

Selamat membaca!

Selamat membaca!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🎬🎬🎬

Diamond Real Estate
No. 25
Atmaja's Family.

Cuaca pagi ini begitu mendukung untuk bersantai ria. Jadwal syuting yang diliburkan sepekan, membuat otak Asyilla yang awalnya padat menjadi plong. Ia menumpukan kakinya pada pembatas balkon, secangkir teh hijau hangat, dan juga udara cukup segar. Bukan tanpa kegiatan, gadis itu sepekan nanti akan mengurus seorang anak lelaki yang kini tengah berbaring di ranjangnya. Milo Alendra Atmaja, balita yang dititipkan oleh Algebra dengan alasan perjalanan bisnis. Terlepas dari masalah itu, Asyilla memilih untuk memejamkan matanya dan menikmati pagi yang langka ini. Sampai ia harus benar-benar membuka matanya karena jawilan di lengannya.

Asyilla melihat ke samping, di sana sudah ada Milo dengan ponsel miliknya. Anak lelaki itu tampak lucu dengan gaya khas bangun tidurnya, yaitu mengucek kedua matanya.

"Ada telepon dari Om Gavin, tadi bilang mau bicara sama Tante," ujar Milo. Balita itu memang sudah mengangkat panggilan lebih dulu.

"Makasih, Sayang," balas Asyilla. Gadis itu menerima ponselnya. Ia mengelus puncak kepala Milo dan menyuruh balita itu kembali ke kamar.

"Ada apa, Vin?" tanya Asyilla ketika sudah mendengar suara Gavin di seberang sana.

"Lo disuruh ke sini sama Mama gue, hari ini lagi sibuk dekor buat acara birthday party Devina besok, lo ke sini, deh! Itung-itung bantuin juga," pinta Gavin.

"Eh iya, gue hampir lupa. Oke, kalo gitu gue ke sana sama Milo," balas Asyilla. Emang dasarnya Gavin itu irit pulsa, dia seenaknya mematikan sambungan padahal percakapan belum tuntas. Bisa-bisanya Asyilla memiliki sahabat sebodoh itu.

Asyilla merapikan kembali berbagai majalah dan cangkir ke atas meja. Gadis itu kembali ke dalam kamarnya. Ia tersenyum ketika melihat tingkah Milo yang menggemaskan. Balita lelaki itu tengah mengerjap-kerjapkan matanya di atas ranjang dengan posisi tidak tengah tidur, tapi rebahan.

"Tan, Milo nggak bisa kentut," ujar Milo polos. Padahal, anak lelaki itu tadi sudah berupaya beberapa gaya agar bisa mengeluarkan angin. Sebenarnya Asyilla ingin sekali tertawa, tapi merasa kasihan dengan Milo.

"Tante olesin minyak sini, abis itu kita mandi, ya kalo udah bisa kentut. Tante mau ajak kamu ke rumah Om Gavin, kita hunting es krim," ajak Asyilla. Mata Milo berbinar, lelaki itu mengangguk.

SHOOT ON ME [END]Where stories live. Discover now