28. Pesan Mama

151 23 0
                                    

Happy Reading

*******

Juna menggendong Rara ala bridal style menuju kamar gadis itu. Ia membaringkan gadis itu dengan perlahan lalu memanggil Leanne untuk untuk mengganti pakaian Rara yang basah.

"Rara kenapa?"tanya Leanne khawatir.

"Dia kehujanan tadi, gantiin bajunya gih. Gue takut kalo Rara sakit."titah Juna membuat Leanne mengangguk.

Juna meninggalkan kamar Rara lalu menunu ruang tamu menemui Omnya untuk berpamitan.

"Makasih ya Juna, udah nganterin Rara balik."ujar Doni.

Juna tersenyum."Udah tugas Juna Om sebagai kakak. Kalo gitu, Juna pamit dulu ya Om."Juna menyalimi tangan Doni kemudian melangkahkan kakinya keluar rumah.

Juna mengendarai motornya dengan penuh kekesalan kepada Athala, tadi pas di jalan menuju ke sini, Rara menceritakan semuanya. Ia tak habis pikir dengan pacar sepupunya itu, mengapa Athala tega membiarkan Rara menunggu dirinya berjam-jam? Besok ia pun memutuskan untuk pindah sekolah ke Sma Rajawali agar bisa memantau Rara sekaligus supaya bertemu setiap hari dengan sang pacar.

Di tempat lain, Melati kini sedang membuatkan kopi untuk Kakak dan Mamanya yang habis pulang kerja. Setelah jadi,ia berjalan menuju ruang tamu dan meletakkan penampannya di atas meja.

"Tadi kata Edo, ada cowok yang ke sini, De?"tanya sang kakak.

Melati mengangguk."I-iya kak, gapapa kan?"

"Edo bilang dia masuk ke rumah ini, kalian berdua gak ngapa-ngapain kan?"

"Enggak kak."

"Syukur deh, kakak mau mandi dulu."pamitnya berjalan ke kamar mandi.

"Kamu sakit sayang?"tanya Iva sambil memegang dahi Melati.

Melati menurunkan tangan Mamanya kemudian tersenyum meyakinkan."Melati nggak sakit mah."

"Beneran? Kok muka kamu pucet banget sih,"heran Iva.

"A-anu mah, tadi asma Melati kambuh."

Eva terkejut."Tapi kamu gapapa kan sayang?"tanya Iva khawatir.

"Melati gapapa mah, mamah tenang aja ya."Melati berusah menyakinkan Mamanya.

"Oh iya, tadi yang ke sini siapa? Pacar kamu ya?"goda Eva.

Wajah Melati memerah karena malu."Bukan mah, itu temen Melati."elaknya.

"Temen apa temen nih?"

Melihat Mamanya yang semakin menggodanya, Melati berdecak sebal."Temen mah."

"Oh temen..Mama yakin, kamu suka kan sama dia?"

Melati mengangguk malu-malu.

"Kalo suka, ungkapin aja jangan di pendem sendirian. Berjuang sampai dapat, Mel. Entar di ambil orang baru tau rasa kamu."

Gimana mau berjuang mah? Orang yang Melati suka itu nggak suka sama Melati, batin Melati.

"Iya mah."

"Udah lama banget ya Rara ke sini, Mama kangen deh Mel."ujar Eva.

"Raranya sibuk mah."bohong, sesibuk-sibuknya Rara, ia pasti meluangkan waktu untuk orang yang termasuk kebahagiannya. Ya, memang Rara sejak dulu sering sekali main di rumah Melati, bahkan sampai menginap. Alasannya, kedua orangtua Rara jarang di rumah, keduanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Aurora [END/BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang