ANGKASA 15

44.1K 4.4K 124
                                    

"Kalo gue ngajak first night, lo mau?"

Deg.

Dengan gerakan kaku, Amira menatap Angkasa yang berada di sebelahnya. Serius kah? Sungguh, rasanya Amira masih takut. Baru membayangkan saja, membuatnya bergidik ngeri. Apalagi melakukannya secara langsung. Astaga! Buang pikiran kotor itu, Amira!

"A--aku belum siap, Angkasa." Amira menunduk. Tak berani menatap wajah Angkasa.

Angkasa tersenyum tipis, mengelus pelan kepala Amira, "Gue bercanda, Mir."

Amira menghela nafas lega. Hampir saja. Amira melirik Angkasa sekilas. Ingin menanyakan tentang masalah foto itu, takut Angkasa marah. Tapi kalo gak ditanya, dirinya sendiri yang tak tenang.

"Angkasa,"

Angkasa berdehem.

"Aku mau nanya soal---"

"Soal?"

Amira menyodorkan ponselnya pada Angkasa. Saat Angkasa menerima itu, ekspresinya masih tenang seolah ini adalah hal yang biasa. Angkasa bergumam sekilas, lalu memberikan kembali ponsel itu pada Amira.

"Itu kamu habis dari mana bonceng Mina?"

"Gak sengaja ketemu dijalan."

"Kok diboncengin?"

"Emang gak boleh?"

Amira kicep. Dia mlengos kearah lain. Benar juga kata Angkasa, dia tak berhak melarang bukan? Kenapa Amira menanyakan ini pada Angkasa? Kan Amira cuma mau tau. Mendengar jawaban Angkasa yang seperti itu, sungguh membuat moodnya anjlok bercampur malu.

"Nanya doang juga."

Amira menjawab cuek. Dia menendang rerumputan dibawah kakinya kasar. Tiba-tiba saja, dia butuh yang manis-manis sebagai pengembali mood.

Tingkah Amira tak luput dari pandangan Angkasa. Dalam diam bibirnya tersenyum tipis. Gemas melihat Amira yang seperti ini. Aish! Ingin rasanya Angkasa memeluk Amira sekarang juga!

"Mir,"

"Apa sih!"

"Kok ngegas?"

"Rem lah."

"Gue gak butuh rem."

"Terus?"

"Butuhnya bahan bakar."

Amira menatap Angkasa heran,"Bahan bakar?"

"Iya. Coba sini deh,"

Angkasa menyuruh Amira agar lebih dekat padanya. Awalnya Amira tak mau dengan alasan masih kesal pada Angkasa. Namun karena Angkasa terus memaksa, akhirnya Amira mau juga.

"Ngapain coba?"

Bukannya menjawab, Angkasa malah terus menatap Amira. Tentu saja Amira tak suka jika terus ditatap seperti itu oleh Angkasa. Karena kesal, Amira mencubit pelan paha Angkasa. Bukannya kesakitan, Angkasa malah tersenyum lebar.

"Jangan senyum!"

"Kenapa coba raba-raba gitu?"

"Siapa yang raba-raba coba! Kamu tuh kegatelan!"

"Kan kalo gatel, ada kamu yang garukin."

"Angkasa ih! Gak lucu!"

Amira jengah. Kenapa Angkasa jadi menyebalkan seperti ini sih!

"Mir,"

"Apa?"

"Peluk gue, cepet."

"Harus? Kalo ada yang liat gimana?"

ANGKASA [END]Where stories live. Discover now