22. Cara Yang Tak Biasa

490 66 641
                                    

"Dulu, rasa yang ada terasa keras, seperti membeku, lalu, apa mungkin tak lama lagi akan mencair, seiring berjalannya waktu?"***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dulu, rasa yang ada terasa keras, seperti membeku, lalu, apa mungkin tak lama lagi akan mencair, seiring berjalannya waktu?"
***

Memejamkan matanya sejenak, lalu kembali terjaga lagi. Entah kenapa, malam ini ia tidak bisa tertidur lebih awal. Tetapi mau bagaimana lagi? Ini sudah larut malam, sudah seharusnya menjadi waktu tidur yang sesuai bagi anak muda seumuran Bumi Bintang dan Langit Al Cassa Biruku.

"Duh, kok gue enggak bisa tidur, ya? Malah ini udah malem banget lagi, gue harus gimana nih, ya pren?" Bumi terus bertanya-tanya, waktu sudah larut malam. Tetapi ia masih belum bisa tertidur juga, jadi bingung harus bagaimana.

Bumi langsung tertuju pada meja belajarnya, ia melihat ada dua bungkusan kotak kado di sana, ya memang salah satu di antara kedua kotak kado tersebut adalah pemberian dari Langit, lantas yang satu laginya dari siapa? Bumi masih mempertanyakan itu semua.

"Itu dari siapa ya? Yaudah gini aja deh, dua-duanya gue buka sekarang aja. Gak usah ditunda, lagian juga gue udah penasaran banget, isinya itu apaan! Penasaran eiy, akuuu penasaraaaan!" Bumi berujar, bahwa ia begitu penasaran sekali akan isi daripada dua kotak kado tersebut.

Sekarang Bumi mengambil dua kotak kado itu, langsung ia letakan di atas kasur. Karena sudah terlanjur penasaran, langsung saja salah satu kado yang entah siapa pemberinya, langsung dibuka begitu saja.

"Loh ... ini 'kan buku diari? Wahh bagus banget, gue suka, dari dulu pengen banget punya buku diari kayak gini, omaygat!" ucap Bumi, sangat bersemangat sekali.

Bumi mengernyit, pandangannya seketika tertuju pada surat sederhana yang berada tepat di depan buku diari tersebut. "Langsung gue baca aja deh, gak usah nunggu lama-lama lagi, lagian gue udah penasaran banget nih sama isi suratnya."

Untuk anakku,

Hai sayang-nya mama, maaf cuman ini yang bisa mama kasih buat kamu ....

Mungkin, akan terlihat sesederhana ini. Tetapi mama berharap, semoga kamu akan menyukainya ....

Wish you all the best, Sayang.

"Thank you so much, Mam." Terukir senyuman indah, setelah membaca surat tersebut. Seperti ini saja Bumi sudah bersyukur, dan berjanji. Akan menjaga serta mempergunakan buku diari pemberian dari Merkurius, dengan sebaik mungkin.

Tiba-tiba saja, terdengar suara handphone berdering, Bumi langsung mengambilnya di bawah bantal. Ia menatap layar handphone-nya itu, rupanya Langit menghubunginya, tetapi ... kira-kira untuk apa? Malam-malam seperti ini Langit menghubunginya, mungkin kangen kayaknya.

"Bu?"

" ... "

"Bu, udah tidur belum?"

"Belum Ngit, emangnya kenapa? Tumben malam-malam kayak gini, malah telponan? Langit sendiri belum tidur?"

POSSESSIVE COGAN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang