13. Terdiri Dari Dua Pilihan

754 91 200
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terdiri dari dua pilihan, yaitu lebih memilih sesuatu yang pasti? Atau menanti kepastian dari seseorang yang entah hatinya untuk siapa? Lantas sekarang pertanyaannya, mau dibawa ke mana cerita cinta kita berdua?"***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terdiri dari dua pilihan, yaitu lebih memilih sesuatu yang pasti? Atau menanti kepastian dari seseorang yang entah hatinya untuk siapa? Lantas sekarang pertanyaannya, mau dibawa ke mana cerita cinta kita berdua?"
***

Renold Favianno menatap Langit dengan tatapan tidak menyangka, apa yang diceritakan oleh Langit itu seperti tidak dapat dipercaya secara cuma-cuma. Dipikir-pikir juga, mana bisa Bumi yang tidak ada perasaan sama sekali kepada Langit, bisa mencoba untuk memberikan ruang kepeduliannya terhadap laki-laki tersebut. Semoga saja ini berdasarkan ketulusan perasaan, bukan karena paksaan yang tercipta di dalamnya.

"Bentar deh Ngit, kok gue masih enggak percaya ya kalau misalnya Bumi Bintang suka sama lo. Lo mimpi kali! Mana bisa sih makanya jangan terlalu banyak halu, nanti kalau udah baper duluan baru tahu rasa udah sakitnya kayak gimana, haha," cibir Renold, dengan nada candaannya.

Sebenarnya Langit juga berpikir seperti itu, merasa aneh. Secara tiba-tiba Bumi bisa sepeduli itu kepadanya, biasanya Bumi selalu marah-marah tidak jelas, Langit percaya bahwa mungkin, ini pertanda rasa cinta itu semakin nyata dan ada keberadaannya. Namun, untuk mengetahui ini membutuhkan waktu untuk menjelaskan segalanya, perihal perasaan yang tercipta di dalamnya.

"Wuuiidih siapa dulu dong Langit Al Cassa Biruku, gue juga dari awal udah menduga-duga, No! Pasti Bubu bakal luluh juga sama gue, lo mah enggak percayaan sih orangnya! Ada tuh istilahnya, bahwa segala usaha yang kita perjuangkan itu akan berbuah hasil kemudian. Makanya jangan sesekali menyepelekan kemampuan yang dimiliki seseorang, jika kamu tidak ingin menyesalinya kemudian," jelas langit kepada Renold, dan hanya dibalas oleh anggukan sok paham oleh Renold, sahabat lamanya itu.

"Tumben bijak tuh Si Langit Biruku, pake kata "Kamu" lagi, bener-bener tumben, dah," umpat Renold, secara diam-diam.

Renold Favianno ... memutarkan kedua Bola mata malasnya saat mendengar segala perkataan yang dilontarkan oleh Langit Biruku, sahabat lamanya itu. Mereka berdua, sudah lama berteman dengan baik.

POSSESSIVE COGAN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang