04. Terlalu Banyak Halu

2.6K 150 875
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emak! Tulungan! Bumi enggak mau nikah muda!" teriak Bumi, beberapa saat kemudian, ia sadar ternyata baru saja terbangun dari mimpinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emak! Tulungan! Bumi enggak mau nikah muda!" teriak Bumi, beberapa saat kemudian, ia sadar ternyata baru saja terbangun dari mimpinya.

"Eh-eh-eh! Ai kamu teh kenapa Bumi?! Naha ieu, naha?" Merkurius begitu terkejut, mendengar anak perempuannya berteriak histeris seperti itu.

"Mama ... mama enggak nyuruh aku nikah besok 'kan? Mama, pastinya bener-bener masih sayang sama Bumi dong, enggak mungkin nyuruh Bumi nikah muda?" ucap Bumi, napasnya berhembus tidak beraturan, sesuatu yang ia takutkan itu menikah muda di usia belia.

"Hmmm BIASALAH!"

"Mama ishhh, Bumi enggak mau nikah sama cacing kepanasan, kayak Langit Biruku!"

"Mama sama almarhum papa, udah jodohin kamu sama Langit Al Cassa Biruku, pokoknya enggak nerima penolakan!" tegas Merkurius, kepada anak perempuannya itu.

"Mati gue, mati."

"Gak mungkin, ini mah."

"Masa, jodoh gue nanti, Langit."

"Gak percaya gue, Langit kebanyakan halu aja."

"Tapi nanti, santai ... hmm mama duga nih ini pasti kamu habis mimpi! Siapa suruh pulang-pulang MPLS hari ketiga, yang katanya penuh dengan kenangan dan makna yang tercipta. Eh nyampe rumah malah langsung molor gitu aja, sampai lupa bantuin emaknya masak," sindir Merkurius, kepada anak perempuannya itu.

"Mama maafin Bumi, Ma. Asli serius deh! Tadi itu bener-bener capek pake banget, Ma. Disuruh senam apalah gitu, terus muter-muter mintain tanda tangan anggota Osis, bayangkan Ma ... capeknya begimana, malah tadi si Nana segala jatoh lagi! Sumpah beneran dah, malu-maluin," gerutu Bumi, mencemberutkan bibirnya.

"Enggak usah dilucu-lucuin," sindir Merkurius, lalu meninggalkan anak perempuannya itu.

"Tuh 'kan, mama mah kebiasaan. Pasti weh gitu, iya-iya terserah mama deh, menihem," keluh Bumi, bibirnya yang cemberut itu masih terlihat.

POSSESSIVE COGAN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang