Calon makmum is calling...

“Sesil?” Cowok itu mengerutkan kening.

Untuk apa gadis itu meneleponnya? Mereka baru saja berpisah bahkan mungkin Sesil baru menginjakkan kaki di lantai apartemennya.

Apakah dia sedang dalam bahaya? Tak ambil pusing Chiko langsung menggeser gambar telepon warna hijau membuat ponselnya langsung tersambung dengan ponsel Sesil.

“Hallo calon makmum. Baru aja pisah udah kangen aja.” Sebisa mungkin Chiko mengembalikan nada bicaranya seperti biasa.

“Hai,” jawab Sesil singkat.

“Udah cuci muka belum? Udah sikat gigi belum? Udah rebahan di kasur belum? Pasti belum kan,” tebak Chiko.

“Udah.”

“Pasti bo’ong. Kamu turun dari motor baru sepuluh menit yang lalu gak mungkin udah lakuin semuanya.”

“Tapi udah cinta sama Kak Chiko.”

Chiko tersedak ludahnya sendiri, “HAH?!”

“I love you too.”

Seketika kaki Chiko berubah menjadi jelly.

*****

Sesil beberapa kali mengubah posisi tidurnya. Sudah hampir jam dua pagi dan dia belum kunjung bisa tidur. Walau pun besok hari minggu tetap saja tidur sangat diperlukan.

Apalagi dia memiliki kebiasaan dari kecil, sesingkat apa pun tidurnya pasti terbangun ketika matahari terbit.

Ddddrrrtt... Ddddrrrtt...

Ponselnya bergetar. Sesil menoleh sekilas ke arah nakas tempat benda pipih itu digeletakkannya. Terlihat cahaya terang di sana diiringi dengan nada dering yang mampu membuat siapa pun tak bisa fokus dengan tujuannya.

“Siapa yang telepon malam-malam begini sih?!” tanya Sesil pada diri sendiri.

Mungkinkah Chiko yang tidak bisa tidur sama seperti dirinya? Mengingat cowok itu Sesil jadi malu dengan ungkapan perasaannya tadi.

Dia tidak berani bertatap muka saat mengatakannya, oleh sebab itu dia memilih mengatakannya lewat telepon saja. Sebelumnya dia malah ingin mengatakannya lewat chat tapi takut jika Chiko tidak percaya dan langsung menemuinya.

Gadis itu beranjak duduk lalu mengambil ponselnya sebelum panggilan tersebut berhenti.

“Bukan Kak Chiko.” Wajahnya berubah menjadi murung.

Manik mata itu mengamati nomor asing yang tertera di sana. Dia menghela napas sebelum akhirnya mengangkatnya.

“Hallo?”

Tak ada jawaban, selalu begitu. Entah siapa yang ada di seberang sana, kenapa sangat suka mengganggu Sesil.

“Ini gak lucu. Siapa di sana?!”

Tetap tidak ada jawaban. Sesil menghela napas kasar lalu mematikan sambungan telepon.

Dia merebahkan diri di atas kasur sambil menatap langit kamarnya. Dia sudah sering mendapatkan telepon misterius itu, dengan nomor yang berbeda pastinya.

Mau menceritakannya pada Om Adi Wijaya dan Tante Maricha tapi dia merasa tidak enak.

Lagi pula orang tersebut tidak sedang mengancamnya, dia hanya menelepon tanpa bersuara. Sepertinya hal tersebut tidak perlu diperpanjang.

Ting...!

Suara notifikasi masuk. Buru-buru Sesil memeriksa ponselnya, siapa tahu dari orang misterius tadi yang akhirnya memberitahu maksud dari mengganggunya.

Dia terduduk, senyumannya mengembang. Pesan itu bukan dari sang pengganggu tapi dari Chiko, tunangannya.

Chiko

Kenapa?

Gadis itu mengerutkan kening gagal paham.

Sesil

Apanya yang kenapa?

Chiko

Kamu ngapain mikirin aku? Jadi gak bisa tidur kan.

Pipi Sesil seketika memerah. Dari mana cowok itu tahu kalau dirinya tadi sempat memikirkannya?

Sesil

Sok tau. Mana ada aku mikirin Kak Chiko.

Chiko

Namanya jodoh feeling nya pasti kuat. Bahkan aku tau kalau kamu lagi senyum. Eak! Manisnya.

Sesil menendang-nendang bantalnya salah tingkah. Ini hanya sebatas chat tapi mampu menjungkir balikkan hatinya.

Sesil

Enggak kok.

Chiko

Trus kenapa jam segini masih online?

Gadis itu menggigit kuku jarinya lalu menjawab,

Sesil

Kebangun, karena belum bisa tidur lagi aku buka-buka whatsapp.

Chiko

Kebangun atau memang belum tidur dari tadi? Keinget ‘I love you too’ ya...

Sesil menutup wajahnya dengan bantal. Kenapa juga Chiko mengingatkannya akan hal itu?! Di kira dia tidak punya urat malu apa.

Gadis itu mengetik balasan untuk Chiko. Namun sebelum dirinya selesai mengetik satu panggilan kembali masuk dalam ponselnya. Nomor asing lagi.

Akhirnya Sesil me-reject panggilan tersebut lalu mematikan ponselnya tanpa mempedulikan balasan untuk Chiko.












__________________

Bersambung....

My ChikoDonde viven las historias. Descúbrelo ahora