10. Syukuran

2.1K 376 34
                                    



“Yang mana ya?”

Jemari Sesil menjelajahi rak yang berisikan banyak buku di dalamnya. Dia bukan sedang mencari buku pelajaran seperti yang orang-orang pikirkan, gadis itu tengah mencari novel yang kemarin dipinjam temannya dari sana.

Sesil sempat membaca novel tersebut. Isinya sangat seru dan penuh teka-teki, namun saat dia mau meminjamnya lagi ternyata novel itu sudah dikembalikan ke perpustakaan, akhirnya Sesil mau tidak mau harus mencarinya sendiri di ruang penuh buku itu.

Mungkin dia bisa mengabaikan sebuah novel, tapi kenyataannya novel tersebut membuatnya penasaran setengah mati. Dan dia tidak akan merasa lega sebelum bisa membacanya sampai tamat.

Pindah menuju rak lain, Sesil dipertemukan pemandangan seorang cowok yang menutupi wajahnya dengan sebuah buku. Dia berjalan menyamping seperti kepiting pindah ke rak yang berbeda dengannya.

“Dia kenapa?” Sesil mengerutkan kening heran.

Gadis itu mengangkat bahunya tidak peduli. Dia kembali menelusuri rak penuh buku dengan sabar. Hingga akhirnya senyumannya terbit kala menemukan buku yang dicarinya. Dengan segera Sesil menggapai novel itu, membuat tempat persinggahannya berlubang dan menampakkan aktivitas seseorang dibalik rak buku.

“Iya. Bener yang ini,” Sesil terlihat sangat senang.

Kepalanya mendongak dan tatapannya langsung tertuju pada lubang rak tersebut. Di sana Sesil bisa melihat seseorang yang menatapnya dari balik rak. Ketika orang tersebut menyadari kalau kepergok dia langsung menutup wajahnya dengan buku seolah tengah membaca.

Sambil memeluk novel Sesil tersenyum tipis. Dia berjalan perlahan seraya mengamati dari sela-sela rak, manik mata itu bisa melihat kalau orang tadi juga bergerak sesuai dengan langkahnya. Hingga saat bertemu ujung rak Sesil langsung berbelok menuju rak sebelah.

“Allahuakbar!” Chiko terlonjak kaget saat lengannya dipegang oleh seseorang.

Cowok itu meringis kala mengetahui orang tersebut adalah Sesil, yang tengah memeluk novel sambil tersenyum hangat padanya.

“Hai,” sapa Sesil.

“H–hai,” jawab Chiko gugup.

“Lagi ngapain Kak?”

Chiko mengangkat buku di tangannya yang terbuka, “Nih lagi baca buku. Biar tambah pengetahuannya.”

Sesil menatap buku yang dibawa Chiko sambil mengulum senyum. Buku tersebut terbalik, jelas saja Sesil dengan mudah tahu kalau cowok di depannya tengah berbohong.

Chiko terdiam saat buku yang dijadikannya tempat persembunyian diambil Sesil. Gadis itu menaruh buku di dalam rak kosong kemudian kembali menatapnya, dengan senyuman meneduhkan yang sama seperti tadi.

“Gue mau ke kantin Kak, laper. Kak Chiko mau ikut?” tawar Sesil.

“MAU! JELAS MAU!” teriak Chiko lantang.

Mendengar suara lantang Chiko tak urung membuat Sesil meringis. Sesemangat itu Chiko menanggapinya sampai dia tidak sadar kondisi sedang ada di mana? Untung saat ini sudah masuk jam istirahat, Bu Diah (penjaga perpustakaan) juga sudah tidak terlihat di bangkunya. Jadi untuk kali ini, aman.

“Yuk!” ajak Sesil kemudian.

Mereka berjalan beriringan melewati koridor-koridor sekolahan. Banyak pasang mata memandang seakan bertanya dalam hati, siapa gadis yang bersama dengan Chiko? Kenapa Chiko bisa bersama dengan gadis itu? Apakah mereka memiliki hubungan khusus?

Namun Sesil tak ambil pusing. Dia tampak santai menanggapi tatapan-tatapan tersebut. Chiko bukan artis atau pun anak Presiden, siapa pun boleh berteman dengannya. Dengan garis bawah jika cowok itu membuka pintu.

My ChikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang