51. Deja Vu [Pt. 1]

31K 4.2K 1.9K
                                    

Halo! Maaf ya baru UP. Bcs part ini cukup panjang dan kompleks, nggak bisa dikebut kayak part sebelum-sebelumnya.

But ... here we go! Happy Reading y'll.

Mau 1K comments + 300 Vote. Bcs ini dua part, tapi aku jadiin satu [5.549 kata]

❗️Tandai typo/ kata-kata yang kurang pas.

🦋🦋🦋

Matahari telah tenggelam ketika Saga mengantar Aurora sampai di kediamannya. Bersamaan dengan adzan magrib yang baru saja selesai berkumandang, cowok itu menghentikan kendaraannya di pekarangan rumah Aurora.

"Ra?" panggil Saga pelan. Memecah hening yang entah sejak kapan mulai bersarang.

"Kenapa?" toleh Aurora yang membuat Saga menghadapnya. "Jangan ikut, please!" pintanya sungguh-sungguh.

"Lo bisa cari guru les sendiri buat tutor belajar. Lo bener-bener nggak butuh ini," lanjut Saga.

"Gue butuh," balas Aurora cepat.

"Sekarang gue punya kesempatan buat hancurin hidup orang yang berhasil bikin gue ada di titik paling rendah kayak gini, Sag."

Aurora menggeleng, seolah siap menjadi gadis paling keras kepala saat ini. "Lo nggak bisa minta gue berhenti."

"Ini bahaya, resikonya bisa masuk penjara. Lo mau?"

"Kita pasti berhasil!" ucap Aurora sedikit meninggikan suaranya agar terdengar lebih optimis.

Saga kembali menatap Aurora iba. Seolah ada yang salah dengan gadis ini. Karena yeah--Aurora memang sudah dibutakan oleh amarah dan balas dendam, sampai sudi melakukan banyak hal untuk menuntaskan semuanya.

"Emosi lo itu lagi nggak stabil, Ra! Gue bahkan nggak ngerti apa yang bikin lo mau berbuat sampai sejauh ini?"

Aurora memalingkan wajah, gadis itu perlahan mulai merasakan kedua matanya memanas. Nadi Aurora terpacu lantaran merasa emosional. "Jelas lo nggak ngerti, karena lo nggak tahu rasanya jadi gue, Sag!"

"Satu sekolah pada ngomongin gue gara-gara Shena. Bahkan sahabat gue sendiri aja, jadi nggak percaya sama gue. Lo pikir gue nggak sakit hati?"

"Kalau gitu jangan dengerin. Kita tahu lo nggak salah dan lo juga tahu itu. Nggak perlu buktiin apa-apa!" papar Saga mencoba membuat Aurora mengerti.

Aurora menyeringai remeh. "Kita siapa? Temen-temen lo?"

"Temen-temen kita," sanggah Saga mengoreksi dengan tegasnya.

"Mereka cuma temen-temen lo, bukan temen-temen gue!" tandas Aurora mengingat-ingat perkataan Gaska yang sialnya berputar tanpa henti di kepalanya.

"Lo bener-bener nggak takut?" Saga terperangah, seolah tidak habis pikir dengan otak Aurora saat ini.

"Nggak. Emang lo takut?"

Saga memberinya sedikit jeda sebelum menjawab.

"Gue takut kalian kenapa-kenapa!" kata dengan kilatan penuh kekhawatiran di kedua matanya.

Falling For a Gangsta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang