20. Permintaan pertama

43.4K 6K 931
                                    

-Jangan lupa Vote dan Komen ya, pembaca yang baik😈💜✨

2358 kata. Kalian nungguin cerita ini nggak?

🦋🦋🦋

"Lama banget lo!" decak Saga ketika Aurora baru datang ke parkiran. Pasalnya bel sekolah sudah berbunyi 10 menit yang lalu, dan gadis itu baru keluar kelas. Mana tanpa rasa bersalah dia jalannya santai banget, sambil makan permen. Nggak tahu apa, kalau dari tadi Saga kepanasan di parkiran?

"Sabar dong! Gue habis balikin buku di perpus," kata Aurora membela diri.

Tanpa menggubris ucapan Aurora, Saga yang semula duduk di atas motornya berjalan mendekat ke arah Aurora-membuat keduanya berhadapan, lantas memasangkan helm ke kepala gadis itu.

Tenang, kali ini bukan helm Rico.

"Ini lo mau ngajak gue kemana?" tanya Aurora dengan suara kurang jelas, lantaran tengah memakan permen.

"Ikut aja, nggak usah banyak tanya!" pungkas Saga seraya menarik permen dari mulut Aurora, membuat gadis itu mendongak untuk melayangkan protes-namun terurungkan, gadis itu justru melebarkan matanya melihat Saga yang dengan santai memakan permennya.

Aurora mengejap menyadari jika jarak wajah keduanya sangat dekat. Itu karena Saga tengah menunduk untuk memasangkan pengait helm di kepalanya, tiba-tiba saja bibirnya terasa kering melihat bibir tipis Saga mulai mengulum permen-Aurora langsung menggeleng mengenyahkan isi pikirannya.

"NGGAK!" Saga yang baru saja selesai memasangkan helm di kepala Aurora berjengit kaget.

"Kenapa lo?" dengus Saga ketika Aurora mendorong tubuhnya untuk menjauh.

"Nggak apa-apa!" jawab Aurora cepat.

Gadis itu juga memalingkan wajahnya, menatap ke arah lain. Sebelum pikiran Aurora makin ngaco-Aurora mendorong punggung Saga, agar cowok itu lekas naik motor.

"Udah, ayo berangkat!"

🦋🦋🦋

Saga menghentikan motornya di depan rumah, sepertinya teman-temannya sudah sampai dulu di sana. Beberapa motor berjejer di halaman rumah Saga. Cowok jangkung itu membuka kaca helmnya, sesaat menoleh ke arah Aurora.

"Turun!" Mendapati Aurora masih duduk di jok motornya, Saga kembali menoleh. "Turun Ara!" katanya lebih lembut.

"Ngapain ngajak ke rumah lo, jangan macem-macem ya!" ucap Aurora seraya mendorong pundak Saga.

Saga terkekeh geli mendengarnya, cowok itu memilih turun dari motor, membiarkan Aurora yang masih bertengger di atas motornya. "Macem-macem gimana hmm?" tanya Saga menatap Aurora menggoda.

Cowok itu tengah melepaskan helm di kepala Aurora.

Shit! Kok Aurora jadi kepedean?

Menepis tangan Saga, gadis itu berdecak. "Gue bisa sendiri." Lalu Aurora melepas helmnya sendiri dan menyerahkannya kepada Saga.

Setelah menerimanya, Saga menatap Aurora dengan sorot geli lantaran kondisi rambut gadis itu yang terlihat berantakan. Tanpa sadar tangan cowok itu terulur untuk merapikan rambut Aurora. Sedikit kaget saat menyadari apa yang ia perbuat, Saga dengan cepat menarik tangannya dan mengalihkan pandang ke arah lain.

"Lo nggak mau turun?" Saga kembali membuka suara.

"Lo mau minta apa sih?"

Saga mendengus kesal. "Banyak tanya lo, kalau nggak mau tau alamat cowok lo yaudah!" Melihat Saga yang berjalan masuk ke rumah, Aurora melotot. Langsung saja Aurora turun dari motor Saga, lantas mengekor langkah Saga yang sudah masuk ke dalam rumahnya.

Falling For a Gangsta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang