39. "Selamat Malam," katanya

29.7K 4.1K 1.8K
                                    

-Jangan lupa Vote dan Komen ya, pembaca yang baik😈💜✨

Bismillah, semoga feelnya dapet. Aamiin.

Maaf telat, ada Ujian Sekolah. Ini 4863 kata, jadi anggap aja double up ❤️

🦋🦋🦋

Revan Gabriel, sosok laki-laki dengan aura kuat yang kini tengah mengambil ponselnya yang berdering dari dalam saku. Sebuah nama dari sang penelpon sukses membuat sebuah seulas senyum miring muncul pada wajah tampannya.

"Mereka udah siap-siap buat balapan."

Laporan singkat itu sukses membangkitkan gejolak dalam diri Revan. Cowok itu menyeringai puas dari tempatnya. "Lakuin rencana kita!"

Panggilan tertutup sepihak setelahnya. Sesaat kedua mata Revan bergulir ke arah sosok gadis cantik yang tengah duduk di sebelah tubuh ringkih yang terbaring lemah dengan alat bantu pernapasan.

Shenina Gabriella--saudaranya yang tidak kunjung berhenti menangisi keadaan ibu mereka yang kian memburuk, kini mengangkat wajah ke arahnya dengan tatapan sendu.

"How?" suara serak itu berhasil membuat Revan mengalihkan atensinya untuk mengangguk kecil.

"Sesuai rencana. Kita tinggal tunggu kabar baiknya."

Rasa sesak pada diri Shena perlahan surut. Bibir pucat itu mulai bergetar untuk membuka suara. "Dia bakal terima yang lebih buruk dari ibu kan?"

"Pasti. Bajingan itu bakal ngerasain yang lebih buruk," balas Revan layaknya sebuah janji yang menakutkan.

🦋🦋🦋

"Gue duluan aja sini, Dan! Lo mabok gini, baru mau naik aja udah loyo!" umpat Rico seraya menarik tubuh Aldan yang udah sempoyongan kayak Oki Jelly Drink.

"Biar gue dulu aja, gantiin lo."

"Jangan, nanti lo kalah!" ucap Aldan yang masih sempet ngejekin Rico.

Di tempatnya Rico melotot tidak terima. "Ya kali seorang Rico kalah! Apa kata dunia? Mau ditaruh mana muka gue?" dengus cowok berjaket denim itu.

"Heh! Muka lo mau taruh di mana aja, juga tetep jelek! Nggak usah gaya-gayaan!" cibir Gaska yang berada di samping Rico.

"Pulang dari sini gue bales, lo!" ancam Rico seraya mengambil alih kunci motor Aldan. Cowok itu berniat mengikuti balapan lebih dulu bersama Saga.

Bukan apa-apa, hanya saja yang ikut balapan bukan hanya mereka. Banyak juga yang udah duluan stay di sirkuit. Jadi tinggal dua slot doang. Itu pun udah dipakai Saga duluan.

Anjir emang si Aldan sama Saga, ngebet banget ikutan balapan gini, padahal entaran juga bisa. Emang nggak bisa gantian gitu? Kayak orang lagi banyak pikiran aja!

"Heh! Kok lo pake motor gue, Ric!" seru Aldan tidak terima jika bensin motornya habis.

"Pinjem bentar!" balas Rico sambil nyengir.

Di tempatnya Cello menghela nafas pelan. Tidak terlalu suka dengan fakta Saga dan Rico lebih dulu ikut balapan liar. Bukan apa-apa, hanya saja sebagian besar yang ikut balapan adalah anak Trisakti yang pasti berkubu dengan Negros. Intinya Cello nggak mau ribut sama mereka.

Falling For a Gangsta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang