Shierra mencebik kan bibirnya kesal dan matanya tertuju ke arah jam digital di samping tempat tidurnya.

Matanya kembali melotot kaget, lantaran Jam sudah menunjukkan hampir pukul jam 9 Pagi dan jadwal kuliahnya mulai jam 9 pagi.

"Yaudah, Yaudah keluar! Aku udah telat." Shierra langsung bangkit dari tidurnya dan mendorong Punggung Rey untuk keluar dari kamarnya.

•••

Shierra turun sambil menenteng tasnya dengan cepat, dia hendak membuka pintu namun Suara berat menginterupsinya untuk berhenti.

"Hey, mau kemana?!" Teriaknya dari dapur.

"Berangkat kuliah, udah telat!" Teriak Shierra balik dan hendak membuka Knop pintu namun lagi lagi tertahan karena suara berat itu menginterupsinya lagi.

"Tunggu!" Teriaknya lagi.

Tidak berapa lama Rey datang dengan sepotong Roti dan juga Tas Laptopnya.

Aku memandang dirinya dari atas sampai bawah dan melihat sepotong Roti di tangan nya.

"Makan ini." Rey memberikan sepotong Roti padaku.

Dengan heran Aku mengambil sepotong roti dari tangan nya.

"Kau membuat ini tadi?" Rey mengangguk dan langsung membuka Pintu Rumahnya. Kami keluar bersama sama.

Kami berdua langsung masuk ke dalam mobilnya, dengan kecepatan sedang dia melajukan mobilnya menuju tempat kuliahku.

Di dalam mobil, aku memakan Roti isi selai nanas buatan nya. Roti goreng buatan nya cukup enak.

Aku langsung menoleh ke arahnya yang masih fokus menyetir, lalu melihat ke arah Roti yang berada di tanganku kembali.

Membayangkan dirinya yang memasak Roti ini sambil memakai Jas Kantornya, terlihat sangat lucu.

Aku menahan tawa saat membayangkan nya.

"Kenapa tertawa?" Aku langsung menoleh ke arahnya dan langsung berdehem berusaha merubah mimik wajahku.

"Tidak ada." Ucapku cuek.

•••

Mobilnya berhenti tepat di depan pintu Fakultas bisnisku, membuat Mahasiswa dan siswi mengalihkan matanya pada Mobil Sport yang sekarang sedang ku taiki.

Rey keluar dari mobilnya dan membuka kan pintu mobil untuk ku. Dia memberikan sebelah tangan nya padaku untuk ku raih, tapi aku tetap diam tidak mau bergerak keluar dari mobil.

"Apa yang kau lakukan?" Bisik ku sambil menatapnya.

"Cepatlah keluar, kau akan telat sebentar lagi." Ucapnya yang masih dengan posisi yang sama.

"Masuk! Aku akan keluar sendiri. Aku tidak mau jadi bahan pembicaraan orang orang dan lagi aku tidak mau tatapan aneh itu terus memandangku." Bisik ku lebih keras lagi ke arahnya.

Namun bukan nya menurut dia malah melihat sekeliling, melihat ke arah mahasiswa dan Siswi yang memandangnya. Suasana nya jadi benar benar sangat akward.

Kuputuskan untuk cepat cepat keluar dari mobilnya dan berdiri di sampingnya.

Tatapan aneh orang orang disana masih saja tertuju padaku.

"Cepat pergilah! Kau akan terlambat bekerja." Ucapku berbisik padanya. Menutup pintuku tadi dan mendorong badan nya untuk duduk di kursi kemudi.

Aku tersenyum paksa dan melambaikan tanganku saat mobilnya mulai menjauh dari sekolahku.

Aku langsung menunduk dan menutupi wajahku dengan rambutku sambil berlari menuju kelasku.

"Eh itu bukan nya cewe yang di anter sama Rey?"

"Iya bener! Jangan jangan dia pacarnya Rey."

"Wah, bener pacaran? Pasti beruntung banget dia."

"Tapi gimana kabarnya tunangan Rey itu?"

"Hah? Tunangan? Berarti dia pelakor dong?"

"Emang Rey punya tunangan?"

"Katanya si punya dan pernikahan mereka di dasari bisnis gitulah rumornya."

"Wah gila ya cewe itu, Rey udah punya tunangan masih aja di deketin."

Berusaha mengabaikan orang orang yang sedari tadi menggosipi diriku.

Aku terus berlari menuju kelasku, sudah kuduga akan terjadi seperti ini.

"Aku Benci Suasana ini." Batinku berucap.

Between You And Me [END]Where stories live. Discover now