"Xiao..! "Panggil nya lagi saat tidak mendapatkan jawaban dari xiao

Xiao yang sedari tadi hanya diam pun langsung tersadar akan penggilan teman nya itu, dia menatap jinli dengan senyum lebar "Tidak ada" xiao menunjukan mata nya yang sedikit dikelilingi garis hitam akibat begadang. Jangan begitu dia memang selalu begadang.

Sean yang tiba-tiba datang langsung berbicara"Astaga apa kau begadang lagi, apa kau belajar sampai pagi?, Atau apa karena ayah mu lagi?"

Dan jangan heran dua temannya ini sudah lama mengetahui bahwa ayahnya xiao selalu berbuat kasar kepada xiao namun meski begitu mereka masih tidak tahu kalau akibat dari perbuatan kasar ayahnya itu telah membuat xiao memiliki satu kepribadian yang tersembunyi.

"Yah begitulah , belajar itu sangat penting,jika tidak aku akan dapat uang dari mana jika tidak memberikan pelajaran tambahan pada murid lain dengan benar?"

Mengingat ayah xiao yang adalah seorang pengangguran dan tidak pernah memberikan xiao sedikit uang pun, membuat xiao harus bisa menghasilkan uang sendiri untuk membayar rumah dan semua kebutuhan nya dan juga termasuk kebutuhan ayahnya?.

"Padahal kau sudah sangat pintar " lirih Sean dan langsung mendapatkan pukulan kecil dari jinli

"Xiao... Jika nanti ayah mu mabuk dan memukul mu lagi maka datang lah ke tempat kami" lanjut Sean berbicara dan di angguki oleh jinli.

Mereka berdua tinggal di sebuah rumah sewaan yang lebih terlihat seperti apartemen mewah. jika xiao Miao ingin menginap maka mereka akan selalu membukakan pintu lebar-lebar untuk nya meski sebenarnya dia tidak pernah sekalipun menginap disana dengan sengaja karena masalah dengan ayahnya. Xiao Miao tidak pernah mau lari dan menunjukkan kelemahannya pada orang lain.

"Iya , benar kata Sean"
Tumben sekali Sean berkata normal. pikir jinli karena Sean biasanya berbicara tidak nyambung , blak-blakan dan aneh.

"Akan ku pikirkan" kata xiao sambil berdiri dan berlalu pergi menuju kantin karena bel istirahat telah berbunyi. Dia ke kantin bukan untuk makan tapi untuk membantu bibi kantin dan menghasilkan sedikit uang tambahan.

Salah satu dari mereka berbicara "Aku tau dia tidak akan mau"

Malam hari tiba, tepatnya pukul 21:32 xiao Miao berada luar rumah. Dia duduk di sebuah kursi taman yang sudah sepi tanpa ada satupun orang. menatap pada bulan yang bersinar terang tanpa mau berpaling, dengan cairan darah yang terus menerus keluar dari telapak tangannya. Dia tidak meneteskan air mata sedikitpun bahkan ekspresinya tidak terlihat seperti orang yang terluka.

Dia tertawa hambar ketika mengingat apa yang dilakukan seorang pria yang berstatus sebagai ayahnya itu. Memarahinya tanpa alasan, menghina apapun yang dia lakukan dan menampar juga melemparinya dengan botol minuman keras yang sudah kosong. Xiao Miao pulang dengan membawa mendali emas yang membanggakan tetapi yang dia dapat setelah pulang adalah hal yang lain, pria itu selalu mengatakan "kau tidak berguna! Belajar dari ibu mu!!!"

Oh! Xiao Miao benar-benar muak sekarang!

Padahal ayah nya makan dari uang hasil lomba lomba yang dia menangkan. Jika xiao tidak mendapatkan uang dari perlombaan dan hanya mendapatkan piala maka xiao akan menjual piala itu pada peserta yang kalah darinya, karna dia selalu menemui peserta yang sangat antusias untuk menang dan menyombongkan kemenangan itu pada keluarganya hingga rela membohongi keluarga nya dengan membeli kemenangan dari xiao. Dan xiao Miao akan dengan senang hati menjualnya dengan harga mahal, lagi pula dia tidak butuh sertifikat dan piala, dia hanya memerlukan uangnya.

Setelah lama diam disana, xiao Miao tiba-tiba berdiri dan pergi menuju kamar mandi yang disediakan di taman itu. Dia membasuh telapak tangannya dengan banyak air, menggosok nya dengan kuat sehingga darah yang sudah mengering disana bisa hilang, sesekali mengeluarkan beberapa pecahan kaca-kaca berwarna hijau dari dalam luka.

🪓 PSIKOPAT WOMAN thrown BACK IN TIMEWhere stories live. Discover now