15💘

57 14 6
                                    

Semesta berpihak pada kenyataan
-Gaby

"Masuk!"pinta Raga.

"Masuk?"ujar Gaby bertanya.

"Ck! Lama"ucap Raga kemudian menarik tangan Gaby untuk masuk ke mobil. Setelah itu Gaby duduk disamping kursi kemudi, disusul dengan Raga yang duduk dikursi kemudi.

Selama perjalanan menuju sekolah, hening tak ada yang bersuara.

Saat berada di perempatan jalan tiba-tiba Raga memberhentikan mobilnya.

"Turun!"pinta Raga.

"Maksudnya?"ucap Gaby tak mengerti.

"Turun dari mobil gue sekarang!"sentak Raga.

"Tapi kan ini masih jauh Raga"ujar Gaby.

"Gue nggak peduli, turun nggak?"ucap Raga.

"Iya Gaby turun"ucap Gaby.

Mau tak mau Gaby harus turun, dan jalan kaki untuk sampai ke sekolah.

Setelah Gaby turun dari mobil Raga, Raga melajukan mobilnya meninggalkan Gaby sendirian dijalanan.

Mengapa semua orang hoby meninggalkanmu Gaby?

Tidak Raga, Rega dan bunda.

Semuanya meninggalkan Gaby.

Apa Gaby tak pantas untuk mendapatkan kebahagiaan walau hanya terhitung sangat kecil?

Mengapa Gaby selalu ditakdirkan untuk sendiri pada akhirnya?

Entahlah Gaby tak tau.

"Semangat Gaby! Semangat, kamu nggak boleh ngeluh terus"ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

Kemudian Gaby berlari mengejar waktu.

Lima belas menit lamanya Gaby sampai di depan gerbang sekolah, yang ternyata gerbang sekolah sudah ditutup 5 menit lalu.

Hari ini dewi keberuntungan tak berpihak pada Gaby.

"Pak bukain ya? Saya kan baru telat kali ini"ucap Gaby memohon pada penjaga gerbang.

"Nggak bisa, ini udah peraturan nya ya"ucap penjaga gerbang itu.

Gaby menggerutu kesal.

Setelah itu ada yang menepuk pundaknya pelan, lalu Gaby menoleh mendapati seseorang yang tentu ia kenal.

"Lo telat?"ujar cowok itu.

"Arga? Iya Gaby telat"ucap Gaby.

Cowok itu adalah Arga.

"Ikut gue"pintanya.

Lalu mencekal pergelangan tangan Gaby, kemudian membawa Gaby pergi dari gerbang lalu menuju belakang sekolah.

"Lewat sini"ucap Arga.

"Ini jalan pintas? Loh kok Arga tau disini ada jalan pintas? Gaby aja yang udah lama sekolah disini nggak tau"ucap Gaby polos.

LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang