06💘

72 32 3
                                    

Tak ada yang lebih pedih, dari pada kehilangan dirimu.
-Gaby

"Geby gue ke toilet dulu ya bentar, lo disini aja"ucap Arga.

"Iya Arga"ucap Gaby.

Tak lama setelah itu Raga datang menghampiri Gaby.

"Lo ikut gue sekarang"ucap Raga tiba-tiba.

"Ngapain Raga?"ucap Gaby tak mengerti.

"cepet ikut gue"ucap Raga sambil menyeret pergelangan tangan Gaby.

Raga membawa Gaby menuju roftoop sekolah.

"Raga lepasin!"ucap Gaby saat tangan nya ditarik kuat oleh Raga.

"Lepasin lo bilang?"ucap Raga. Lalu Raga mencengkram kuat pergelangan Gaby sampai memerah.

"Lepasin Raga"pinta Gaby memohon.

Setibanya di roftoop, Raga menghempaskan Gaby sampai Gaby menabrak dinding.

Gaby hanya bersandar di dinding itu, yang ia lihat hanyalah kemarahan Raga saat ini.

Ia tak mengerti mengapa Raga seperti marah besar kepada nya, padahal ia sedari tadi tak berbuat apa-apa kepada Raga. Apa karena masalah kemarin? Tapi itu tak mungkin, karena Raga sudah melupakan kejadian itu pikirnya.

"Sekarang lo ngaku sama gue, kalo lo dulu cuman manfaatin Rega kan? Lo cuman manfaain Rega atas kebaikan Rega sama lo, dan lo nggak bener-bener tulus sama Rega!"ucap Raga. Sambil mencengkram kembali pergelangan tangan Gaby.

"Enggak Raga, Gaby nggak pernah ada niatan buat manfaatin Rega dan Gaby emang bener-bener sayang sama Rega"ucap Gaby. Sambil merasakan sakit di pergelangan tangan nya.

"Lo jangan bohong sama gue, karena gue bukan Rega yang bisa dibohongin sama perempuan murahan kayak lo!"sarkas Raga.

Plakk!!
Satu tamparan mendarat di pipi Raga, ia adalah Gaby pelakunya.

"Denger ya Raga, Gaby nggak pernah manfaatin Rega dan Gaby emang tulus sama Rega!"ucap Gaby sambil berkaca-kaca.

"Berani lo nampar gue hah?!"ucap Raga. Sambil mencengkram kuat kedua bahu Gaby, Gaby hanya meringis menahan sakit atas apa yang diperbuat Raga.

"Lepas Raga sakit!"pekik Gaby.

"Lo udah berani nantangin gue, sekarang lo trima akibatnya"ucap Raga.

"Raga sakit hikss.."ucap Gaby. Air matanya langsung lolos seketika.

"Raga jangan sakitin Gaby"tiba-tiba saja Raga mengingat pesan Rega, yang pernah Rega tulis disurat.

Lalu ia mengurungkan niat nya untuk menampar Gaby, dan ia melepaskan cengkraman nya pada kedua bahu Gaby.
Lalu Raga meninju Dinding yang berada di samping Gaby, guna meluapkan semua emosinya saat ini. Gaby semakin terisak dan merasakan takut, Raga memang berbeda dengan Rega.

LukaWhere stories live. Discover now