93. this kind of feeling

Start from the beginning
                                    

Ucap Ian sambil menatap Chriss dengan tatapan penuh Tanya miliknya.

“…begitu ya..tapi..feelingku mengatakan lain.”

Chriss yang menjawab itu dengan senyuman di wajahnya, seraya berbalik meninggalkan Ian yan kini termenung di tempat karena melihat Chriss tiba tiba pergi setelah mengatakan itu.


*
*

Keesokan nya..pukul 7 pagi, waktu yang tepat untuk menuju ruangan Gabrien yang menjadi tempatnya bertugas sementara untuk membantunya.

Ian membukakan pintu ruangan Gabrien, terkejut..melihat Gabrien ada di dalam, Tubuh tingginya terbaring di kursi panjang ruang kerjanya, tanpa bantal dan selimut hangat di tubuhnya.

Ia berlari kecil mendekat, ia khawatir jika Gabrien bisa saja sakit karena tidur di ruangan ini tanpa penghangat.

Terlebih lagi.. ia khawatir jika Gabrien tidak tidur semalaman untuk menyelesaikan berkas berkas yang menumpuk sebelum nya. .

karena ketika Ian Masuk, meja kerja nya telah Rapi, seolah pekerjaan yang menumpuk semalam, telah diselesaikan olehnya, hingga tubuhnya yang kelelahan membuatnya tertidur di ruangan kerjanya sendiri.


“…Pangeran Gabrien..?” Ian membangunkan Gabrien pelan namun tidak ada jawaban.

Firasatnya mengatakan jika Gabrien menyelesakan seluruh pekerjaannya semalaman.

Ian yang berjongkok , mulai berdiri dan pergi dari ruangan itu untuk mengambil selimut hangat, dan bantalan agar Gabrien dapat beristirahat nyaman walaupun dalam posisi seperti itu.

Kini ruangan itu benar benar kosong..hening..hanya ada Gabrien sendiri di sana..

Dalam tidurnya..ia bermimpi..


Mimpi tentang seorang Pria, yang memakai jubah kemerahan, menghampirinya membawa sebuah pedang besar , dengan wajahnya yang tertutup , dan topi yang menyembunyikan seperti apa penampilan pria itu sebenarnya.

(Author Note : Lihat di Awal bgt bagian Character pt 1-2-3)

“…siapa disana?”

“..Ah..? Terhubung?”

“..??”

Gabrien bingung dengan situasi ini, ia bertanya pertama kali, namun mendapatkan jawaban dengan pertanyaan kembali.

“…Kau? Apakah kau orangnya?”

“…? Apa maksudnya?”

Gabrien bingung dengan kondisi ini, karena ia baru saja terlelap dan langsung bermimpi..

“…Dewi Agung Sybill..apa benar ini manusia yang anda maksud?”

“…”

Gabrien memutuskan untuk mendengarkan , karena sepertinya sejak tadi Orang itu mengobrol bukan dengan dirinya, melainnkan seseorang yang dia panggil sebagai Sybill.


Berbeda dengan Theodore yang sudah mempelajari sejarah Dewa melalui Gereja, di Striadone, hanya Leonis sebagai putra mahkota sebelumnya yang mendapatkan pendidikan Gereja, Gabrien tentu tidak mendapatkan pelajaran itu karena Raja William memperlakukan nya berbeda dengan Leonis.


Hingga ia hanya menganggap ini hanya mimpi yang random baginya, ia sadar, ia terlalu kelelahan akhir akhir ini dan membuat kepalanya sedikit berdenyut.

“..Ya aku tak salah..jejak manna putri kecil itu ada pada pria ini, lebih dari itu, atributnya sama dengan mu Judas, ini peringatan dariku..Roh kegelapan saat perang nanti akan mengincar pengguna cahaya habis habisan. Aku akan memanggil Gremio agar mencari manusia yang memiliki kekuatan yang sama dengannya. ”

Auristella The Lost Princess Where stories live. Discover now