14- Selamat Ulang Tahun

270 169 293
                                    

Tahun baru sudah terlewat dua minggu yang lalu. Tidak ada yang spesial, Jani hanya menikmati tahun baru dengan suasana kegelapan. Tidak ada kembang api, tidak ada terompet, tidak ada ucapan selamat tahun baru semoga hidupmu menyenangkan. 

Rasanya masih sama.

Mungkin yang berbeda ialah manusia yang mulai masuk ke dalam dunianya. Narend. Sejak saat itu, ketika sebuah paket berisi kostum Tinkerbell datang, Jani tidak beranggapan macam-macam.

Sudah dua minggu juga, Jani belum ketemu Narend. Ya, mungkin karena libur. Tidak ketemu di sekolah, tidak ketemu di warung makan Uni Ida disaat Haekal makan di sana, seakan-akan pertemuan mereka kemarin hanyalah sebatas angin lalu.

Jani mempercepat langkahnya menaiki anak tangga. Meskipun langit masih mendung, tidak ada alasan untuk tidak pergi ke sekolah. Terkadang jika langit terlihat redup ia cukup kesulitan untuk melihat keadaan sekitar.

Baru dua langkah ia menaiki tangga, sudah disambut dengan suara Capella dengan kawan-kawan yang terdengar melengking tinggi.

"HAPPY BIRTHDAY, RANCOT!! HAPPY BIRTHDAY!!"

Capella bersorak meriah, kemudian melemparkan dua butir telur dan berbungkus-bungkus tepung di atas kepala Jani. Tak hanya itu, Capella juga menyiramkan satu ember air bekas kain pel dan juga memberi tepukan yang sangat meriah.

Rossi dan Dista juga ikut andil, mereka menambahkan bungkusan tepung itu sambil berucap, "Selamat ulang tahun, Rancot, betah-betah di dunia ya!!"

Sementara Mishel terkekeh di depannya.

Masih dikatakan cukup pagi saat Capella dan antek-anteknya sudah memberi sambutan, Jani terkepung di antara belokan tangga. Setelah mendapatkan perlakuan ini semua Jani berakhir mengenaskan. Seragamnya kotor di penuhi tepung yang lengket, bau, dan menjijikan!

Suara tawa Capella semakin mengeras di ikuti dengan pandangan yang sangat menunjukan kepuasan di sana, iya puas.

"Gimana udah lo simpen rekamannya?" tanya Capella dibalas anggukan kecil oleh Mishel.

"Udah, habis ini mau diapain ni anak?" itu suara Mishel, Jani sempat tertegun melihat Mishel. Memang, Mishel satu kelas dengan Capella tapi tidak biasanya cewek itu ikut andil. Yang, Jani tahu Mishel itu anak baik-baik.

Jani teringat akan ucapan Mishel beberapa minggu yang lalu, waktu mereka tidak sengaja berpapasan di tangga. Ketika Jani ingin pergi ke kantin. Mishel yang saat itu tengah berlari dari arah gedung aula mendadak berhenti. "Kalau lo bisa, gue lepas." begitu katanya beberapa minggu yang lalu.

"Biarin aja di sini. Biar jadi tontonan anak-anak." Rossi menyahut.

"Bilang makasih kek, udah dikasih kejutan kek gini!! Untung-untung ada yang inget ulang tahun lo! Yang lain aja pada gak tahu kalau hari ini ulang tahun lo!" Capella menendang kaki belakang Jani.

Berharap gadis itu akan sedikit berterimakasih atas kejutan ulang tahun yang sudah ia buat. Jani harusnya bersyukur, masih ada orang yang mengingat ulang tahunnya.

"Inget ya Rancot, di sini kalau bukan gue siapa lagi yang menyadari keberadaan lo?! Si Damar? CUIHH." Capella berdecih, membuang liur tepat di hadapan Jani.

MonochromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang