12- Peterpan's Story

302 189 259
                                    

"Nah, sudah sampai," ujar Narend.

Cukup lama mereka berjalan dari sekolah menuju tempat yang ada di kepala Narend. Ternyata Jani juga bukan tipe cewek yang banyak mengeluh.

Jani sempat tertegun sejenak, kemudian ia berjalan lagi tepat di belakang Narend.

"Kaptenn!!" Seorang anak laki-laki dengan topi bertambal-tambal datang, lalu memeluk Narend cepat.

"Hei, gimana kabarnya?"

"Baik." anak itu mengangguk antusias.

Kemudian Narend menggendong anak laki-laki itu pada pelukannya. Berjalan menuju dipan kayu yang berada di bawah pohon akasia yang rindang. Di pohon itu sendiri sudah ada papan tulis yang sengaja dipaku agar tidak lepas.

Jani dapat melihat ada beberapa anak yang sedang duduk di atas dipan sambil menggambar pada kertas-kertas bekas, ada juga yang menggambar di koran, alhasil gambaran mereka menjadi tidak jelas.

Dengan langkah pasti Jani menghampiri mereka. Tiba-tiba perasaannya menghangat perlahan. Ia menatap anak perempuan dengan kuncir kuda itu mirip dengannya. Bukan wajahnya, tetapi ke istimewanya yang mereka miliki sama.

"Kapten Narend!!!" anak-anak yang mulai sadar langsung berhamburan turun dari dipan, langsung memeluk Narend erat. Seakan kehadiran Narend memang sudah ditunggu.

"Kemarin kita gambar apa, ya?" tanya Narend sambil mengeluarkan beberapa buku gambar dari dalam tasnya.

"Gambar Tinkerbell!!" jawab mereka serempak.

"Jadi, sekarang kita gambar Peterpan ya?"

"Aiya ye Kapten!"

Mereka langsung duduk rapi sambil menerima kertas putih dari Narend.

"Kak, siapa dia?" tanya anak laki-laki lain, yang menyadari bila Narend membawa teman.

Narend segera menoleh pada Jani yang tengah berinteraksi dengan anak perempuan yang duduk paling ujung. Kemudian ia mendekat, memberi tahu Jani untuk memperkenalkan diri.

"Oh, ya..." Jani bangkit, dengan sedikit keki ia mulai membuka suara. "Kakak namanya Senjani, panggil aja Kak Jani."

"Bagus namanya!!"

"Hai, Kak Jani!!"

"Pacarnya Kak Narend ya?"

"Cie cie.. cie.."

"Kak Jani cantik seperti Tinkerbell!!" kata anak perempuan dengan poninya yang disengaja memanjang.

Jani segera membungkukkan tubuhnya, kemudian tersenyum. "Kayaknya kamu lebih cantik daripada Tinkerbell ."

Ada enam anak, empat diantaranya laki-laki. Jani belum bisa mengerti kenapa Narend mengajaknya ke tempat ini, melihat kehidupan yang sama buruknya seperti hidupnya sendiri. Jani tidak sanggup membayangkan bagaimana anak-anak itu bisa tersenyum lebar dalam lingkungan yang mungkin tak pernah mereka sukai.

Narend mengambil spidol hitam dan mulai menggambar sosok Peterpan sesuai perkataannya. Narend justru membayangkan dirinya yang tengah memakai kostum Peterpan tahun lalu saat pentas seni di sekolah. Saat itu ia memang memakai pakaian serba Peterpan bahkan terlihat sangat tampan dan menggemaskan yang ternyata cocok untuk dirinya.

MonochromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang