Pada bulan keenam, Narend membuka matanya di pagi hari yang dingin, sebab di luar hujan deras. Satu yang tertangkap pada bola matanya. Bingkai foto yang terpampang di dinding. Lalu langit-langit kamar yang berwarna putih. Seprei kasur berwarna biru. Mainan robot Transformers berwarna merah. Ini benar kamarnya.

Setelah sekian lama dirundung kegelapan Narend bisa melihat semuanya. Ia akhirnya bisa melihat dunia. Anak itu menangis dan berteriak seperti awal dirinya membuka mata.

"Papa!!! Bunda!!" 

Tak lama kemudian Bunda datang dari balik pintu dengan tergopoh-gopoh. Satu yang membuat Narend kecil tak henti-hentinya menganga, Bunda datang seperti Peri Tinkerbell. Meski tidak ada sayap di punggungnya, tapi tubuh Bunda di penuhi blink-blink berwarna pink dan emas. Persis seperti milik Tinkerbell.

Di belakangnya ada Papa yang juga memiliki warna yang sama. Di gendongan Papa juga Wina yang memiliki warna tak kalah terang, blink-blink ungu dengan glitter berwarna biru di sekitarnya.

Narend mengangkat tangannya ke udara, "bunda ini apa?"

"Hm, apa nak?"

"Abang ini apa?"

Dan dari situlah Narend bisa melihat sesuatu yang sama sekali tidak pernah ia mengerti. Setiap ia bertanya, bunda akan berakhir memeluknya erat dan menangis tersedu-sedu.

*kenapa harus foto ini sih?*wkwk maap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*kenapa harus foto ini sih?
*wkwk maap

_________

○○○○
  

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu. Interaksi Jani dan juga Narend di kelas bisa dibilang biasa saja. Tidak ada hal yang menonjol, atau menunjukan mereka saling mengenal satu sama lain.

Di kelas hanya ada beberapa siswa yang tersisa. Narend bangkit dari tempat duduknya, menuju bangku paling belakang. Tempat Jani.

Gadis itu sedang membuka kotak yang berisi krayon yang ia beli beberapa minggu yang lalu. Meskipun dirinya buta warna, Jani tidak pernah berhenti untuk berusaha. Ia bisa mengandalkan cara bacanya, di pelindung krayon ada tulisan green yang berarti hijau. Blue artinya biru.

Mengingat fakta bahwa pohon itu berwarna hijau, Jani menggoreskan karyon bertulis hijau ke buku gambar miliknya.

Brak!

Narend menggebrak meja tak cukup keras. Tapi mampu membuat Jani hampir terjungkal.

"Ayo."

MonochromeWhere stories live. Discover now