43 | AKHIR YANG.... [END]

12.9K 469 93
                                    

Hai guys!! Udah siap buat Ending nya???

Biar lebih ngena..kalian bisa putar mulmed nya🤙🏼🔥

Atau jika kalian punya lagunya silahkan putar, dengan judul :

"Hurts so Good-Astrid S"

Ramaikan kolom komentar yaa 😎🔥

Ramaikan kolom komentar yaa 😎🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Sayang... Bangun, kamu gak kasian sama aku, hm?" Gumam Devano sambil terus menciumi telapak tangan gadisnya yang masih terbaring lemah.

Sudah satu minggu ini, Zella tak ada perubahan. Tentu saja hal itu membuat Devano kembali mengamuk dan mengancam agar para dokter itu di pecat akibat tak becus mengobati gadisnya. Untung saja, ada sahabatnya yang menenangkan.

"Kamu harus kuat... Demi aku Zel"

"Please wake up ... apa ada cowok lain di sana, sampe kamu nggak mau bangun? Siapa cowok itu? Bilang ke aku, biar aku abisin dia." Devano sudah tak dapat membendung air matanya lagi. Ia menangis, bahkan terisak.

Bayang-bayang gadisnya yang selalu tertawa, tersenyum terlintas di otaknya. Ia merindukan, sangat. Ia bahkan berdoa kepada tuhan, jika bisa lebih baik ia saja yang menggantikan gadisnya disini. Ia tak kuat, tak kuat melihat wajah, serta bibir pucat gadisnya yang selalu menampilkan senyuman manis.

Devano mengusap rambut Zella, lembut. Tangannya terus menggenggam tangan Zella yang dingin.

"Tolong bangun sayang... Kamu mau apa? Nanti aku beliin.. semuanya apapun. Tapi tolong kamu ba-ngun ... jangan, jangan gini Zel.. aku gak bisa liat kamu menderita dibalik peralatan rumah sakit ini" ucap Devano, terus memandangi wajah Zella.

Ceklek..

Pintu terbuka, disana menampilkan beberapa makhluk yang Devano sebut sebagai titisan setan. Siapa lagi kalau bukan Arga, Aldy, dam Adel.

Devano hanya melirik sekilas, dan dilanjutkan menatap sendu wajah gadisnya. Ketiganya menatap Devano iba, bahkan cowok itu sedikit ada perubahan dalam fisiknya. Terlihat lebih kurus, rambut acakan, dan kantung mata yang hitam.

Ketiganya mendekat. Parsel ditaruh diatas nakas terlebih dulu oleh Adel sebelum ia duduk bersama Arga.

Sedangkan Aldy, cowok itu menghampiri Devano. Menepuk bahunya pelan. "Dev, lo dari kemaren belum makan. Mending lo makan dulu, biar kita yang jagain Zella"

Devano masih asik menggenggam tangan Zella, tanpa berminat merespon ucapan Aldy. Kenapa ia harus makan, sedangkan gadisnya tidak makan sama sekali. Aldy membuang nafas gusar. "Dev-"

"Nggak"

"Ayolah Dev, lo mau nanti pas Zella bangun terus liat lo kayak gini? Dia pasti bakalan marah sama lo, sama kita juga. Dikira kita gak merhatiin lo"

POSESSIVE DEVANO [GS 1] 𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang