20

8.1K 420 74
                                    

Disha kembali duduk dengan Hani, ia masih belum memaafkan Daren dan ia pun masih belum mengatakan sepatah kata pun kepada Daren setelah tadi malam.

Semua belajar dengan hening, mencermati materi yang dijelaskan oleh guru pengajar. Hingga terdengar suara bel panjang yang membuat konsentrasi mereka buyar dan berganti sorak riuh dari siswa-siswi.

"Woy akhirnya pulang juga," seru salah satu dari mereka lalu keluar dari kelas tersebut.

Hani langsung berdiri dengan menggendong tasnya saat sudah memasukkan semua peralatan sekolahnya. "Lama amat Sha," ujar Hani saat melihat masih hanya bolpoin yang baru Disha masukkan kedalam tasnya. Masih tersisa dua buku tulis dan juga step x nya.

"Masuknya harus satu-satu biar rapi," sahut Disha. Memang benar Disha memasukkan dengan rapi, contohnya seperti buku gambar di taruh tas di paling depan, buku tulis nomer dua dan bolpoin paling terakhir.

"Gue tinggal ya Sha, gue udah keburu mau jualan. Dah Sha," ujar Hani lalu meninggalkan Disha dengan Daren yang ternyata masih belum keluar.

Suasana hening, membuat Disha merasa kalau Daren tengah menatapnya terus menerus.

"Hai Baby." Sapaan itu sudah familiar sekali dan kalian pasti tahu siapa yang sedang menyapa Disha.

"Dafa mau ngapain?" tanya Disha.

"Mau nganterin kamu pulang lah," jawab Dafa.

"Ya udah yuk," balas Disha yang berdiri dari kursinya lalu menggandeng tangan Dafa. Saat hendak melangkah pergi dari sana tiba-tiba ada yang mengambil alih genggaman Disha.

"Nggak usah nyentuh cowok lain, gue cowok lo!!" ujar Daren dingin yang sudah berhasil melepaskan genggaman tangan Disha dari Dafa.

Disha diam sambil menatap Daren tidak suka.

"Lo apaan sih Ren gak jelas banget, lo larang dia deket sama cowok. Lah lo kemaren gendong cewek lain woy, sadar diri dikit lah," balas Dafa.

Daren terlihat tidak peduli dengan perkataan Dafa.

"Pulang bareng gue, kita satu rumah." Daren pun menarik Disha keluar dari kelasnya.

"Daren sialan, ga jelas banget lo!!" teriak Dafa kesal, tapi ia tidak berniat mengejar mereka.

****

Kini Daren sudah berada di parkiran sekolah tepat berada di samping mobilnya.

Daren tidak suka dengan Disha yang terus mendiaminya, lebih baik gadis ini menangis meraung-raung dari pada diam seperti ini.

"Lo nggak ada niatan buat bicara sama gue?" tanya Daren memancing Disha untuk berbicara.

Disha memandang Daren dengan ekspresi sulit diartikan.

"Sorry Sha, gue tahu gue kemaren salah udah bentak lo. Sekarang lo maafin gue ya," pinta Daren.

"Daren."

Daren tersenyum saat Disha kembali mau berbicara dengannya.

Deg

Baru pertama kali Disha melihat senyum Daren setulus itu, sungguh ia lupa kapan terakhir kali ia melihat Daren tersenyum seperti itu.

"Apa?"

"Kalau pacaran bisa putus kan?" tanya Disha.

Wajah Daren yang tadinya tersenyum gini menggeram marah menahan kesal. Ia sangat tahu arah pembicaraan Disha.

DISHA_ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang