7

7.2K 410 16
                                    

Sekarang Disha terpaksa harus berjalan sendirian menuju pintu gerbang .

Sahabatnya Hani sedang dipanggil guru, sedangkan dia harus pulang dengan sebelah kaki yang diseret-seretnya.

"Kalau kayak gini, seharusnya Disha tadi nggak usah sekolah." Kesal Disha, masalahnya sekarang hanya Dishalah yang masih berada di koridor sekolah. Sedangkan teman-teman yang lainnya sudah pulang.

"Eh, Bocil!" panggil seseorang dari arah belakang Disha.

"Satrya." Bukannya senang, Disha malah kesal saat melihat Satrya, apa lagi laki-laki itu memanggilnya bocil.

"Tumben belum pulang Cil? Ke mana Daren?" tanyanya saat sudah berada di hadapan Disha.

"Satrya kan tahu kalau kaki Disha tuh sakit, jadi Disha jalannya pelan," Jawab Disha.

"Oh," sahut Satrya acuh lalu berniat meninggalkan Disha.

"Ih Satrya bantuin Disha, kan Disha nggak bisa jalan," pinta nya memelas.

"Mau gue gendong lagi?" Dengan semangat Disha menganggukkan kepalanya.

"Dih ogah, badan lo berat!" sahut Satrya.

Disha tidak tinggal diam, gadis itu pun langsung melompat ke punggung Satrya dan melingkarkan tangannya di leher Satrya.

"Turun nggak lo!" peringat Satrya.

"Nggak mau," tolak Disha.

"Lo mau gue jadi santapan empuknya si Daren?"

"Bodo amat," sahut Disha tidak acuh yang masih erat memeluk leher Satrya.

Akhirnya kembaran Satya itu pun pasrah dan memilih membawa Disha ke depan gerbang, karena ke mungkinkan gadis ini di jemput oleh sopirnya.

****

"Daren," panggil Disha dari luar kamar Daren.

"Daren, Disha mau makan yang seblak yang paling pedes, boleh nggak?" tanya Disha setengah berteriak takut Daren tidak mendengar.

Namun, tidak ada jawaban sama sekali dari dalam kamar Daren.

"Daren udah tidur ya?" tanya Disha, karena tidak mendengar suara Daren sama sekali.

"Ya udah deh, yang penting Disha udah bilang ke Daren kalU Disha mau makan seblak." Setelah mengucapkan hal itu, Disha berniat berjalan menuju dapur.

Cklek

Sebelum Disha melangkah lebih jauh, Daren sudah terlebih dahulu keluar dari kamarnya.

"Daren mau ke mana?" tanya Disha saat melihat Daren dengan penampilan rapi seperti ingin pergi keluar.

"Bukan urusan lo," jawab Daren ketus dan melewati Disha begitu saja.

"Daren tungguin Disha." Disha pun mengejar Daren karena kakinya yang masih sakit membuat Disha harus berhenti.

"Daren! Disha mau ikut." teriak Disha.

"Daren kalau Daren pergi, Disha bakal makan seblak paling pedes," Lanjut Disha dengan memejamkan matanya, takut jika laki-laki itu akan marah.

Daren terus berjalan keluar tanpa menghiraukan perkataan Disha yang berteriak kepadanya.

DISHA_ Onde histórias criam vida. Descubra agora