6

8.3K 465 4
                                    

"Udah bangun sayang?" tanya Fani saat melihat Disha yang baru saja hendak menuruni anak tangga.

"Mama!" teriak Disha senang saat melihat ibu kandung Daren yang ternyata sudah berada di ruang tamu.

"Turun yuk sayang, kita makan siang bareng," ajak Fani.

Dengan terpogoh-pogoh Disha pun turun melewati tangga.

"Hati-hati Sha nanti jatuh!" peringat Fani saat melihat Disha sedikit berlari.

Braak

"Sayang!!" jerit Fani saat melihat Disha yang terjatuh dari tangga.

Saat sudah sampai di tangga terakhir kaki Disha tiba-tiba tersandung dengan kaki yang satunya, membuat gadis itu kehilangan keseimbangannya lalu terjatuh.

"Kamu nggak papakan sayang?" tanya Fani khawatir lalu mendekati Disha yang sudah menangis.

"Hiks... Mama kaki Disha sakit," isaknya dengan mata yang sudah bercucuran dengan air mata.

"Jangan nangis ya sayang, bentar lagi sembuh kok. Nggak bakal lama sakitnya," ujar Fani menenangkan Disha.

"Tapi ini sakit Ma hiks..." tutur Disha sambil memperlihatkan kakinya.

"Ck pembuat masalah!" decak Daren saat melihat Disha yang sudah tegeletak dibawah tangga.

Daren dengan santainya menuruni tangga, lalu ia langsung menggendong Disha ke sofa tanpa banyak bicara.

"Nih nak pakai ini," ujar Fani sambil menyodorkan minyak pijit ke Daren.

Fani tahu jika Daren akan membutuhkan itu.

Daren pun mengambil minyak yang diberi oleh ibunya, lalu ia mengoleskan sedikit ke kaki Disha.

"Daren, pelan-pelan kaki Disha sakit." pekik Disha saat Daren mengoleskan minyak tersebut.

Daren berdecak, belum dioles saja sudah menjerit apa lagi di urut.

Daren pun mulai mengurut kaki Disha.

"Aaaaa Daren hiks... jangan keras-keras, kaki Disha sakit hiks!" teriak Disha sambil menangis.

Daren tak mempedulikan teriakan Disha, ia malah terus mengurut kaki Disha dengan pelan.

Menurut Daren ia sudah sangat pelan melakukannya, tapi kenapa gadis didepannya ini masih berteriak, seolah-olah Daren sedang mematahkan kakinya.

"Mama hiks Disha nggak suka diurut hiks... kaki Disha malah makin sakit diurut sama Daren." Disha pun langsung menarik kakinya dari tangan Daren.

Lalu beralih memeluk Fani yang berada disampingnya.

"Daren pelan-pelan urutnya nak, Disha malah semakin kesakitan sayang," ujar Fani menasehati Daren.

"Daren udah pelan mah, Disha aja yang lemah," sahut Daren ketus.

"Huwaaa Daren jahat hiks..." tangis Disha semakin pecah, disaat Daren mengatakan dirinya lemah.

Gadis itu semakin menyembunyikan kepalanya di dekapan Fani.

"Nak!" tegur Fani.

Daren berusaha melepaskan pelukan Disha dari Fani. Lalu membawa tubuh Disha untuk duduk diatas pangkuannya.

"Duduk diem, kalo kamu kesakitan langsung peluk aku atau gigit bahu aku!" perintah Daren yang langsung diangguki oleh Disha.

Daren kembali memegang kaki Disha lalu memulai kembali urutannya yang sempat terhenti.

"Hiks... sakit." Disha mengikuti perintah Daren dengan memeluk leher laki-laki tersebut lalu menggigit bahu Daren, menyalurkan rasa sakitnya.

"Auwwssh," ringis Daren pelan saat Disha menggigit bahunya dengan keras. Tapi Daren terus melanjutkan urutannya di kaki Disha, lebih baik ia yang merasa sakit dari pada gadis didepannya ini.

DISHA_ Where stories live. Discover now