14

6.3K 393 22
                                    

Laki-laki itu dengan cepat memberikan petolongan pertama kepada Disha dengan menekan dada gadis itu, berniat untuk mengeluarkan air yang sudah terhirup terlalu banyak oleh Disha. Namun, gadis di depannya ini masih belum sadarkan diri.

Karena merasa usahanya percuma, laki-laki itu berniat untuk menggendong Disha dan membawanya kedalam agar segera ditangani dokter.

Sreek

Namun, sebelum ia sempat ia merekuh tubuh Disha. Tiba-tiba ada yang menarik jasnya dari belakang, membuat ia terdorong jauh dari keberadaan Disha yang masih terbaring dipinggir kolam.

"Minggir lo sialan, lo mau apain gadis gue!!" teriak Daren marah saat melihat laki-laki lain yang berniat menyentuh Disha. Hanya kali ini Daren mengakui jika Disha adalah gadisnya.

"Gue mau bantuin dia," sanggah laki-laki itu yang tadi berniat membantu Disha.

"Nggak usah! Gue bisa sendiri," balas Daren dingin.

"Tapi gue mau bantuin dia."

"Gue bilang nggak usah Dafa!!" Sarkas Daren.

"Sampe gue liat lo sentuh Disha lagi, gue bakal patahin tangan lo!" ancam Daren Lalu ia menggendong Disha dan membawanya pergi dari kolam tersebut.

Daren menerobos kerumunan pesta tanpa memikirkan tatapan terkejut dari orang-orang di sana.

"Disha!" teriak Shena histeris saat melihat anaknya yang tiba-tuba berada du gendongan Daren dan tidak sadarkan diri.

"Kita susul," ujar sang Adi sambil menggenggam tangan istrinya, lalu membawa Shena untuk mengikuti Daren.

"Cepat sadar ya," gumam Daren disetiap perjalanan sambil memeluk tubuh Disha yang basah kuyup. Laki-laki itu tidak memperdulikannya pakainya, yang ia pikirkan hanya memberikan kehangatan untuk Disha.

Untung saja ia sadar dengan Disha yang tidak kunjung balik dari arah kolam tadi.

"Pak, ke mansion biasa," titah Daren pada sang sopir.

"Baik Tuan."

Dengan paksaan dari Daren, Disha pun dibawa pulang ke mansion yang biasa Daren dan Disha tempati, ia tidak mau Disha di mansion Atmaja. Karena menurutnya Disha akan lebih manja dan kedua orang tuanya pasti akan mengiyakan semua permintaan Disha, membuat Disha akan lama untuk sembuh.

Disha dibaringkan di atas kasurnya. Lalu gadi itu langsung di periksa oleh dokter pribadinya.

Shena langsung menangis di luar kamar Disha, saat mengingat wajah putrinya yang tadi begitu pucat. Ia takut, ia takut kehilangan anak satu-satunya itu.

"Udah bangun, ada yang masih sakit?" tanya dokter Karin setelah melihat Disha yang sudah membuka matanya setelah ia periksa.

"Pusing dok, dan di sini sakit," tutur Disha sambil menyentuh dadanya.

"Disha, aku ingetin sekali lagi. Penyakit kamu semakin parah kalau nggak segera ditangani, apalagi kamu habis tenggelam, pasti paru-paru kamu semakin bermasalah. Kalau kamu terus diam begini tanpa mau melakukan pertobatan,  akibatnya bakal berujung kemat--"

"Dokter jangan gitu dong, dokter harus dukung Disha buat semangat hidup," protes Disha dengan suara lemahnya. Namun, tetap dengan senyuman yang selalu terbit dari bibirnya.

Karin ingin mengatakan hal lagi, tapi ia berhenti saat mendengar suara pintu dibuka.

"Gimana kabar kamu sayang? Mommy khawatir banget sama kamu," tanya Shena yang langsung mendekati putrinya.

DISHA_ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang